10 Kota Paling Berbahaya di Dunia, Keluar Rumah Harus Banyak Do'a

20 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah kota di dunia masih dibayangi tindak kriminalitas tinggi.

Menurut data Numbeo, Kota Pietermaritzburg, Afrika Selatan adalah kota paling tidak aman se-dunia. Numbeo adalah platform berbasis komunitas di mana orang-orang bisa memberikan nilai dan persepsi mereka terhadap tingkat kejahatan suatu kota atau negara.

Melalui aplikasi ini, orang-orang membagikan bagaimana perasaan mereka tentang kejahatan lokal, dengan memberi nilai dari -2 (sangat tidak aman) hingga +2 (sangat aman).

Skor yang diberikan banyak pengguna diakumulasikan menjadi skor akhir, kemudian dikonversi ke dalam skala 0 hingga 100, dengan klasifikasi skor sebagai berikut:

  • Skor di bawah 20 dianggap sebagai kota dengan tingkat kejahatan sangat rendah,

  • 20 hingga 40: tingkat kejahatanrendah,

  • 40 hingga 60: sedang,

  • 60 hingga 80: tinggi,

  • dan di atas 80 dikategorikan sebagai tingkat kejahatan yang sangat tinggi.

Dalam memberikan penilaian mereka, beberapa faktor dipertimbangkan, termasuk persepsi mereka terhadap tingkat kejahatan umum, seberapa aman mereka merasa di siang dan malam hari, tingkat kekhawatiran akan dirampok, dijambret, dilecehkan, serta tingkat keparahan kejahatan properti seperti pencurian, perampokan, dan vandalisme, juga kejahatan kekerasan seperti penyerangan, pembunuhan, dan kekerasan seksual.

Sebagai catatan, penilaian ini berdasarkan pada persepsi, bukan catatan resmi dari kepolisian.

Berikut 10 negara/kota yang memiliki skor tertinggi dalam Indeks Kejahatan:

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia mungkin tidak masuk dalam sepuluh besar, tetapi bukan berarti perihal kriminal dapat dianggap enteng.

Data Badan Pusat Statistik(BPS) menunjukkan jumlah kejahatan yang dilaporkan ke kepolisian pada 2023 meningkat cukup drastis dari tahun 2022 tetapi perkara yang ditangani jauh dari yang dilaporkan.

Jumlah kejahatan yang dilaporkan kepolisian pada 2023 mencapai 584.991 kejadian, meningkat 56,85% dari jumlah dari 2022 yang mencatat 372.965 kejadian. Peningkatan drastis ini perlu diperhatikan, karena bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi stabilitas sosial.

Wilayah dengan angka kejahatan tinggi cenderung berbagi ciri yang sama, yakni populasi yang padat, merupakan pusat ekonomi yang besar, serta aktivitas urban yang dinamis.

Di saat data jumlah kasus melonjak, kemampuan polisi untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut masih menjadi tantangan besar. Diperlukan upaya lebih serius untuk memperbaiki penegakan hukum.

Data dari BPS menunjukkan Jakarta (Metro Jaya) menempati peringkat pertama yang menerima laporan kejahatan terbanyak yakni 87.426 pada 2023. Kemudian diikuti oleh Jawa Timur (66.741kasus) dan Sumatera Utara (62.278 kasus) pada peringkat 2 dan 3.

Kebanyakan provinsi yang menempati peringkat adalah provinsi yang padat penduduk serta rumah bagi kegiatan ekonomi yang dinamis.

Jika melihat dari data risiko penduduk terkena kejahatan, DKI Jakarta tidak lagi menempati peringkat pertama.

Sulawesi Utara menjadi peringkat pertamanya sebesar 589. Peringkat kedua ditempati oleh Papua Barat dan Sulawesi Selatan, secara berurutan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae)

Read Entire Article
| | | |