Jakarta, CNBC Indonesia - Pernikahan sering kali menjadi perjalanan hidup yang paling berharga namun penuh tantangan berat. Banyak pasangan sering terjebak dalam ekspektasi tinggi dan kalimat klise yang justru bisa menjadi bumerang bagi kelanggengan hubungan mereka di masa depan.
Psikolog asal Amerika Serikat (AS) Mark Travers mengatakan dirinya kerap bekerja dengan banyak pasangan yang terlambat menyadari pelajaran terberat dalam pernikahan setelah mengalami konflik atau bahkan perceraian.
"Meskipun kita sering memasuki pernikahan dengan harapan yang tinggi, kenyataannya pernikahan adalah proses pembelajaran seumur hidup," ujar Travers dilansir CNBC Make It, dikutip Minggu (28/12/2025).
Untuk itu, dia membagikan lima kebenaran pahit yang harus diterima jika ingin memiliki hubungan yang langgeng:
1. Cinta Saja Tidak Cukup
Banyak pasangan terjebak kalimat "asal saling cinta, semua akan beres". Faktanya, cinta tidak otomatis menyelesaikan perbedaan gaya komunikasi, nilai personal, atau tujuan hidup. Yang mempertahankan pernikahan adalah komitmen dan usaha keras sehari-hari, bukan sekadar perasaan cinta.
2. Pertengkaran Sering Terjadi
Miskonsepsi terbesar adalah pasangan yang cocok tidak pernah ribut. Justru, ketiadaan konflik bisa berarti masalah penting sedang disembunyikan. Kuncinya bukan menghindari pertengkaran, tapi belajar bertengkar secara adil (fair fight) tanpa menyerang pribadi satu sama lain.
3. Pasangan Tidak Bisa Memenuhi Semua Kebutuhan Anda
Berharap pasangan menjadi "segalanya" (sahabat, pendukung emosional, pemecah masalah) adalah hal yang tidak realistis. Pasangan yang sehat tetap butuh individualitas, hobi, dan pertemanan di luar pernikahan agar hubungan tidak terasa mengekang.
4. Pernikahan Butuh "Servis" Rutin
Banyak yang meremehkan kerja keras dalam pernikahan. Seperti mobil yang butuh perawatan agar tetap berjalan, pernikahan butuh quality time dan evaluasi rutin. Jangan biarkan kesibukan kerja, anak, atau finansial membuat hubungan suami-istri turun prioritas.
5. Setiap Individu Pasti Berubah
Jangan berharap pasangan di usia 25 tahun akan sama persis karakternya saat usia 45 tahun. Orang akan berevolusi dan prioritas hidup akan bergeser. Pasangan sukses adalah mereka yang beradaptasi dan tumbuh bersama perubahan tersebut, bukan menolaknya.
"Pasangan yang paling sukses adalah mereka yang beradaptasi dan tumbuh bersama. Meskipun pasangan bisa saja renggang, mereka menemukan alasan baru untuk tetap saling mencintai setiap hari," tutup Travers.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






