Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai ekspor China ke kawasan Asia Tenggara (ASEAN) kembali menunjukkan tren kenaikan tajam, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Di saat Amerika Serikat memperluas hambatan dagangnya, China tampak semakin agresif memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia, termasuk ASEAN.
Berdasarkan data dari General Administration of Customs People's Republic of China (GACC), total nilai ekspor Negeri Tirai Bambu ke ASEAN pada Juni 2025 mencapai US$55,06 miliar atau sekitar Rp895,51 triliun (kurs Rp16.255/US$1). Angka ini menandai kenaikan tahunan sebesar 16,4% dibandingkan Juni 2024.
Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), kenaikannya sangat tipis yakni hanya 0,1%, atau sekitar US$0,6 juta dibandingkan Mei 2025.
Vietnam Masih Jadi Favorit Ekspor China
Di antara negara ASEAN, Vietnam masih menjadi tujuan utama ekspor China, dengan nilai mencapai US$16,27 miliar atau sekitar Rp264,42 triliun. Nilai ini meningkat 23,8% dibandingkan Juni 2024 yang saat itu hanya US$13,15 miliar.
Meski begitu, secara bulanan, ekspor China ke Vietnam justru turun 6% dibandingkan Mei 2025 yang sempat menyentuh US$17,32 miliar. Penurunan ini bisa mencerminkan normalisasi setelah lonjakan pengiriman beberapa bulan sebelumnya.
Selain Vietnam, ekspor China ke Thailand juga menunjukkan performa yang impresif. Pada Juni 2025, total ekspor mencapai US$8,95 miliar setar Rp145,52 triliun, naik 27,9% dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$7 miliar. Bahkan secara bulanan, Thailand masih mencatat kenaikan 2,2% dibandingkan Mei 2025.
Malaysia juga mencatat pertumbuhan yang solid. Nilai ekspor China ke Negeri Jiran ini mencapai US$9,83 miliar, naik 9,9% dari tahun lalu sebesar US$8,95 miliar, dan naik 9,5% secara bulanan dari Mei 2025 yang sebesar US$8,98 miliar.
Sementara itu, ekspor ke Singapura juga cukup kuat, mencapai US$7,76 miliar atau Rp126,13 triliun, tumbuh 10,3% dibandingkan Juni 2024.
Ekspor China ke Filipina pada Juni 2025 tercatat sebesar US$5,09 miliar, naik 10,2% dibandingkan Juni 2024 (US$4,61 miliar). Namun, secara bulanan, Filipina mengalami penurunan 1,3% dibandingkan Mei 2025 (US$5,16 miliar).
Bagaimana Dengan Indonesia?
Indonesia justru mencatat kenaikan terendah di antara negara ASEAN lainnya secara tahunan. Total ekspor China ke Indonesia pada Juni 2025 sebesar US$7,13 miliar atau Rp115,98 triliun, hanya naik 8,8% dari tahun sebelumnya senilai US$6,55 miliar. Secara bulanan, kenaikan ekspor ke Indonesia juga tipis, yakni hanya 0,6% dibandingkan Mei 2025 (US$7,09 miliar).
Bagi Indonesia, meskipun mencatat kenaikan, posisi sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan terendah bisa menjadi sinyal untuk mengevaluasi daya saing industri domestik dan ketergantungan terhadap barang impor.
Secara kawasan, ASEAN menjadi pasar utama ekspor China, dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia mencatat pertumbuhan tertinggi. Indonesia memang terkena limpahan ekspor tersebut, tapi porsinya belum sebesar jika dibandingkan dengan negara tetangga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)