Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
28 December 2025 08:15
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 resmi mencatatkan sejarah baru sebagai momentum kebangkitan investor ritel di pasar modal Indonesia. Perubahan struktur pelaku pasar yang terjadi sepanjang tahun ini bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan sebuah pergeseran fundamental yang mengubah peta likuiditas bursa domestik.
Jika satu dekade lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat bergantung pada arus dana investor asing, data akhir tahun 2025 membuktikan bahwa investor ritel domestik kini telah menjadi penopang utama stabilitas pasar.
Fenomena ini menandai era baru di mana pasar modal Indonesia semakin inklusif dan tidak lagi didikte oleh aliran modal asing (hot money). Ketahanan pasar yang terbentuk dari basis investor ritel yang masif terbukti mampu menjaga indeks tetap kokoh di tengah volatilitas ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun.
Dominasi Domestik Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Indikator paling krusial dari kebangkitan ini terlihat jelas pada komposisi transaksi investor. Berdasarkan penelusuran data statistik perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat tren penguatan dominasi investor domestik yang sangat konsisten dari awal hingga akhir tahun.
Mengacu pada laporan statistik harian per 24 Desember 2025, investor domestik tercatat menguasai 77% dari total nilai transaksi harian, sementara investor asing hanya mengambil porsi 23%.
Angka ini merupakan salah satu level dominasi harian tertinggi yang tercatat sepanjang tahun 2025, yang menegaskan bahwa likuiditas pasar tetap melimpah meskipun investor asing cenderung menahan diri menjelang libur akhir tahun.
Namun, dominasi ini bukan hanya terjadi di akhir tahun. Data akumulasi tahun berjalan (Year-to-Date/YTD) dalam laporan statistik BEI menunjukkan stabilitas yang solid.
Sepanjang tahun 2025, rata-rata kontribusi investor domestik stabil di angka 64%, meninggalkan investor asing yang rata-rata hanya berkontribusi 36%.
Data ini mengonfirmasi bahwa pasar modal Indonesia kini memiliki shock absorber atau bantalan likuiditas yang kuat dari dalam negeri, sehingga lebih tahan banting terhadap guncangan eksternal.
Tembus Psikologis 20 Juta Investor
Kuatnya porsi domestik tersebut berbanding lurus dengan ledakan jumlah investor baru. Mengacu pada data terbaru yang dirilis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 19 Desember 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia telah menembus angka psikologis baru.
Total investor yang tercatat melalui Single Investor Identification (SID) mencapai 20.129.679 investor. Angka ini mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 35% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang tercatat sebanyak 14,87 juta investor.
Peningkatan jumlah investor ini didominasi oleh pertumbuhan investor saham (equity) yang melonjak 32,6% secara tahunan (year-on-year) menjadi 8.461.938 SID.
Artinya, terdapat penambahan lebih dari 2 juta investor saham baru hanya dalam kurun waktu satu tahun. Pertumbuhan ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan investor di tahun-tahun sebelumnya, mengindikasikan tingginya minat masyarakat terhadap instrumen saham.
Selain saham, instrumen investasi lain juga mengalami pertumbuhan signifikan yang menunjukkan diversifikasi portofolio masyarakat.
Investor reksa dana yang tercatat dalam sistem S-INVEST mencapai 18,99 juta SID atau tumbuh 35%, sementara investor Surat Berharga Negara (SBN) naik 17% menjadi 1,41 juta SID. Data ini mengindikasikan bahwa inklusi keuangan di sektor pasar modal semakin merata ke berbagai lapisan masyarakat.
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Rekor Frekuensi dan Aktivitas Ritel
Bukti bahwa angka-angka tersebut bukan sekadar akun pasif terlihat pada aktivitas transaksi riil di lantai bursa. Sepanjang bulan Desember 2025, frekuensi perdagangan saham di BEI mencatatkan rekor luar biasa. Pada perdagangan tanggal 24 Desember 2025, total frekuensi transaksi menembus angka 2.520.101 kali dalam satu hari perdagangan.
Angka frekuensi di atas 2,5 juta kali ini jauh melampaui rata-rata harian tahun-tahun sebelumnya yang biasanya berkisar di angka 1,2 juta kali. Tingginya frekuensi transaksi dengan nilai rata-rata per transaksi yang lebih kecil menjadi ciri khas aktivitas investor ritel yang sangat aktif (high frequency trading).
Data Anggota Bursa teraktif semakin mempertegas dominasi ini. Sekuritas yang berbasis aplikasi digital (online trading) merajai daftar broker dengan frekuensi tertinggi yang mencerminkan investor ritel.
Pada perdagangan 24 Desember, Stockbit Sekuritas Digital (kode broker: XL) menjadi sekuritas teraktif dengan frekuensi transaksi mencapai 1.584.574 kali, atau menguasai 31,22% dari total aktivitas pasar hari itu. Posisi selanjutnya ditempati oleh Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan 424.611 kali transaksi dan Ajaib Sekuritas (XC) sebanyak 376.352 kali transaksi.
Ketahanan Pasar dan Capaian IHSG
Kombinasi antara jumlah investor yang besar dan dominasi transaksi domestik (64% YTD) menjadi kunci keberhasilan IHSG mencetak rekor tahun ini. Pada 8 Desember 2025, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (All Time High) di posisi 8.710,695 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp16.004 triliun.
Selain itu, BEI kini telah masuk dalam kategori bursa global dengan nilai transaksi harian rata-rata di atas US$ 1 miliar atau sekitar Rp17,67 triliun per hari. Capaian ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar yang memiliki kedalaman likuiditas yang mumpuni, di mana investor lokal mampu menyerap aksi jual asing dan menjaga volatilitas tetap terjaga.
Pemerataan Literasi dan Edukasi
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan buah manis dari upaya edukasi yang dilakukan secara masif.
Sepanjang periode Januari hingga November 2025, BEI bersama para mitra telah menyelenggarakan 59.037 kegiatan literasi yang menjangkau 29.033.262 peserta di seluruh Indonesia. Keberadaan Galeri Investasi BEI yang tersebar hingga ke pelosok daerah memastikan akses informasi pasar modal menjadi lebih inklusif.
Fokus pada Kualitas Investor
Kendati pertumbuhan kuantitas dan dominasi domestik sangat menggembirakan, tantangan dari sisi kualitas investor tetap menjadi perhatian. Euforia pasar yang tinggi sering kali memicu perilaku investasi yang impulsif (Fear of Missing Out/FOMO).
Isu ini menjadi sorotan dalam forum edukasi komunitas Cuan Lovers Community (CLC). Founder Syailendra Capital, Jos Parengkuan, mengingatkan para investor ritel untuk tetap mengedepankan rasionalitas.
Menurut Jos, fase pasar bullish memerlukan kewaspadaan lebih tinggi. Keberhasilan investasi jangka panjang ditentukan oleh konsistensi investor mematuhi prinsip manajemen risiko dan analisis fundamental, bukan sekadar mengikuti arus pasar yang sedang naik.
Dengan data dominasi domestik yang mencapai 77% di akhir tahun dan rata-rata 64% sepanjang tahun, tahun 2026 diproyeksikan akan menjadi era kedaulatan penuh investor ritel Indonesia dalam menentukan arah pasar modal nasional.
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






