Bye Emas, Generasi Muda Pilih Bitcoin!

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kini mulai cenderung stagnan, berbeda dengan harga Bitcoin (BTC) yang justru terus mencetak rekor tertinggi baru alias All Time High (ATH). Tingginya permintaan di tengah kelangkaan suplai hingga masuk dalam siklus halving mendorong kenaikan harga Bitcoin.

Dalam pergerakan emas dan Bitcoin di sepanjang Juli 2025, pergerkaan harga Bitcoin justru lebih unggul dibandingkan pergerakan harga emas.

Hingga perdagangan intraday hari ini Selasa (22/7/2025), harga emas berada di level US$3.388,23 per troy ons. Sementara harga Bitcoin di level US$118.168,78 per koin.

Dulu, emas dianggap safe haven utama saat inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Kini, investor mulai menganggap Bitcoin sebagai alternatif safe haven digital, terutama generasi muda yang lebih melek digital.

Terutama saat inflasi tinggi, sebagian investor justru lari ke Bitcoin karena potensi imbal hasil lebih besar.

Seperti data terbaru Amerika Serikat (AS), inflasi AS tercatat 0,3% pada Juni 2025 (AS) dan secara tahunan menembus 2,7%.

Sebelum Juni, inflasi secara umum cenderung menurun sepanjang tahun, dengan IHK utama berada pada tingkat tahunan 3% pada bulan Januari dan melambat secara bertahap pada bulan-bulan berikutnya meskipun ada kekhawatiran bahwa perang dagang Trump akan mendorong harga lebih tinggi.
Hal ini lah yang akhirnya mendorong permintaan terhadap Bitcoin sebagai safe haven.

Selain itu terdapat hal lain yang akhirnya ikut mendorong kenaikan harga Bitcoin.

Presiden AS Donald Trump sedang mempersiapkan perintah eksekutif untuk membuka pasar pensiun AS senilai US$9 triliun atau setara dengan Rp146.655 triliun (Rp16.295/US$1), khususnya program 401(k), untuk investasi dalam mata uang kripto seperti bitcoin.

Sumber mengatakan perintah tersebut, yang diharapkan segera, bertujuan untuk memungkinkan investasi alternatif ini di luar saham dan obligasi tradisional di pasar tabungan pensiun AS senilai US$9 triliun atau setara dengan Rp146.655 triliun (Rp16.295/US$1). Perintah tersebut menginstruksikan badan-badan untuk menyelidiki perubahan peraturan yang diperlukan.

Hal ini menyusul pencabutan kebijakan era Joe Biden oleh Departemen Tenaga Kerja pada Mei yang melarang administrator 401(k) menawarkan opsi mata uang kripto.

Langkah ini dapat secara signifikan menguntungkan kelompok modal swasta besar seperti Blackstone, Apollo, dan Blackrock, dengan mengantisipasi akses ke aset baru senilai ratusan miliar dolar. Perintah tersebut juga mengupayakan "perlindungan" regulasi bagi administrator rencana yang menawarkan investasi swasta yang kurang likuid dan berbiaya tinggi ini untuk meminimalkan risiko hukum mereka.

Hal ini pun dapat mendorong rekor-rekor baru bagi Bitcoin (BTC). Dimana harga BTC sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada 14 Juli 2025 di US$123.153,22 per koin.

Bitcoin juga memiliki keunggulan dibandingkan emas dalam akses dan likuiditas. Emas membutuhkan proses fisik seperti pembelian, penyimpanan, dan penjualan. Bitcoin dapat dibeli, disimpan, dan dijual dengan cepat dari ponsel tanpa biaya penyimpanan fisik. Likuiditas Bitcoin tinggi di pasar 24 jam, sedangkan emas pasar fisiknya terbatas waktu operasinya.

Dari sisi volatilitas, emas memiliki volatilitas rendah, sehingga kenaikannya cenderung lambat. Bitcoin memiliki volatilitas tinggi, potensi cuannya lebih cepat dalam waktu singkat. Banyak investor generasi baru lebih suka risiko tinggi dengan potensi cuan tinggi.

Bahkan kini Bitcoin disebut sebagai emas digital karena memiliki jumlah terbatas yakni hanya 21 juta koin, mirip kelangkaan emas. Bedanya, Bitcoin lebih portabel dan dapat dikirim lintas negara tanpa perantara. Narasi ini sangat kuat di kalangan investor kripto.

Generasi muda pun melihat Bitcoin sebagai aset masa depan dan bagian dari sistem keuangan baru seperti DeFi hingga blockchain. Sementara emas dianggap sebagai aset kuno yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman digital.

Kini perusahaan besar seperti MicroStrategy, Tesla, BlackRock juga telah memasuki Bitcoin. Sehingga memunculkan kepercayaan baru, sedangkan emas tidak mengalami momentum hype yang serupa.

Jika melihat data dalam lima tahun terakhir, return Bitcoin jauh mengungguli emas.

Dalam pergerakan Bitcoin (BTC) 5 tahun terakhir, harga Bitcoin telah melesat 1.159% dari level US$9.390 per koin pada 22 Juli 2020 menjadi US$118.223,8 pada perdagangan intraday 22 Juli 2025.

Sementara berbeda dengan pergerakan harga emas dunia (XAU) dalam 5 tahun terakhir hanya naik sebanyak 81% saja dari US$1.871,75 per troy ons pada 22 Juli 2020 menjadi US$3.388,44 per troy ons pada perdagangan intraday 22 Juli 2025.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |