Jakarta, CNBC Indonesia - China akhirnya melunak dan memberikan lampu hijau untuk akuisisi perusahaan software Ansys oleh perusahaan software asal Amerika Serikat (AS), Synopsys.
Sebelumnya, proses akuisisi ini terhambat pasca Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan menerapkan tarif tinggi untuk barang-barang impor asal China yang masuk ke AS.
Selain itu, pemerintahan Trump juga dalam beberapa bulan terakhir makin ketat mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor teknologi dari AS ke China.
Namun, beberapa saat lalu AS mencabut blokir untuk pengembang software desain chip ke China. Pencabutan blokir itu memungkinkan perusahaan-perusahaan desain software chip, termasuk Synopsys, untuk mengembalikan akses teknologi mereka ke klien di China.
China lantas 'balas budi' dengan mengeluarkan izin akuisisi Ansys ke Synopsys, menurut pernyataan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China (SAMR), dikutip dari Reuters, Senin (14/7/2025).
Regulator China mengatakan pihaknya menyetujui kesepakatan tersebut berdasarkan komitmen restriktif yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh entitas hasil penggabungan Ansys dan Synopsys.
Ketentuan tersebut mengharuskan perusahaan untuk menghormati kontrak pelanggan yang ada, termasuk harga dan ketentuan layanan, dan terus memasok produk otomasi desain elektronik kepada pelanggan China dengan persyaratan yang adil dan tidak diskriminatif.
Perusahaan juga diharuskan untuk memelihara perjanjian interoperabilitas yang ada dan memperbaruinya atas permintaan dari pelanggan China.
Synopsys, produsen perangkat analisis data (EDA) untuk desain chip, mengumumkan kesepakatan tunai dan saham senilai US$35 miliar untuk Ansys pada awal 2024. Transaksi ini telah menghadapi pengawasan antimonopoli di pasar-pasar utama, meskipun beberapa otoritas, termasuk Inggris, telah memberikan persetujuan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]