Dari Pahlawan Jadi Terdakwa, Mantan Presiden Divonis 12 Tahun

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan presiden Kolombia yang masih berkuasa, Álvaro Uribe, telah dijatuhi hukuman 12 tahun tahanan rumah. Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri kariernya yang panjang dan penuh perdebatan dalam politik negara itu selama satu generasi.

Dilansir The Guardian, Sabtu (2/8/2025), Uribe, yang yang saat ini berusia 73 tahun, menerima hukuman maksimal setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan mengintervensi saksi. Seperti diketahui, Uribe memimpin Kolombia dari tahun 2002 hingga 2010 dan memimpin kampanye militer tanpa henti melawan kartel-kartel narkoba dan gerilyawan Farc.

Dia tetap populer di Kolombia, meskipun dituduh oleh para kritikus bekerja sama dengan paramiliter bersenjata sayap kanan untuk menghancurkan kelompok-kelompok pemberontak sayap kiri.

Bahkan, dia masih memegang kekuasaan yang cukup besar atas politik konservatif di Kolombia, dengan memainkan sebagai penentu dalam pemilihan pemimpin partai baru.

Akhirnya, Ia dinyatakan bersalah karena meminta paramiliter sayap kanan untuk berbohong tentang dugaan hubungan mereka dengannya.

Seorang hakim pada hari Senin menyatakan dia bersalah atas dua tuduhan mengganggu saksi dan "penipuan prosedural".

Namun, Uribe bersikeras bahwa ia tidak bersalah dan mengatakan bahwa ia akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Sebagai seorang garis keras dalam hal hukum dan ketertiban, Uribe merupakan sekutu dekat Amerika Serikat dan memiliki hubungan dengan sayap kanan Amerika.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, sebelumnya sempat mengecam penuntutan Uribe, dengan menyatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa hal tersebut merupakan senjata bagi cabang peradilan Kolombia oleh para hakim radikal.

Pernyataannya menuai pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Uribe adalah politisi yang paling dicintai di negara Amerika Selatan tersebut. Hal itu tecermin pada tahun 2019 lalu yang mana ribuan orang melakukan protes di Medellín dan ibu kota, Bogota, ketika ia pertama kali didakwa dalam kasus ini.

Saat itu, sekelompok kecil pengikutnya berkumpul di luar pengadilan dengan mengenakan topeng yang dibuat sesuai dengan gambarnya dan meneriakkan yel-yel: "Uribe, tidak bersalah!"

Penyelidikan terhadap Uribe dimulai pada tahun 2018 dan telah mengalami banyak lika-liku, dengan beberapa jaksa penuntut umum yang berusaha untuk menutup kasus ini.

Kasus ini mendapatkan dorongan baru di bawah jaksa agung saat ini, Luz Camargo, yang dipilih oleh presiden saat ini, Gustavo Petro. Ia merupakan mantan gerilyawan dan musuh bebuyutan Uribe.

Lebih dari 90 saksi memberikan kesaksian dalam persidangan yang dibuka pada Mei 2024. Selama persidangan, jaksa penuntut memberikan bukti setidaknya satu mantan pejuang paramiliter yang mengatakan bahwa dia dihubungi oleh Uribe untuk mengubah ceritanya.

Mantan presiden itu juga sedang diselidiki dalam kasus-kasus lain, seperti telah bersaksi di hadapan jaksa dalam penyelidikan awal terhadap pembantaian petani oleh paramiliter pada tahun 1997 ketika dia menjabat sebagai gubernur di bagian barat Antioquia.

Sebuah pengaduan juga telah diajukan terhadapnya di Argentina, di mana yurisdiksi universal memungkinkan penuntutan kejahatan yang dilakukan di mana pun di dunia.

Pengaduan tersebut berasal dari dugaan keterlibatan Uribe dalam lebih dari 6.000 eksekusi dan penghilangan paksa warga sipil oleh militer Kolombia ketika ia menjabat sebagai presiden.

Meskipun demikian, Uribe bersikeras bahwa pengadilannya adalah produk dari balas dendam politik.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |