Jakarta, CNBC Indonesia - Kemampuan dan kesiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menjadi sorotan setelah tragedi pendaki asal Brasil Juliana Marins yang jatuh saat mendaki Rinjani beberapa pekan lalu.
Anggota Badan Anggaran DPR RI dari Fraksi Golongan Karya, Hamka Baco Kady mendesak Kementerian Keuangan untuk menambah anggaran Basarnas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2026.
Pasalnya, anggaran kegiatan tanggap darurat dan penanganan yang didalamnya terdapat Basarnas, setelah efisiensi tahun 2025, jumlahnya Rp1.497 triliun. Adapun direlaksasi tahap pertama, sehingga menjadi pagu indikatifnya Rp1.215 triliun serta terdapat anggaran yang masih terblokir sekitar Rp282 triliun.
"Oleh karena itu, kami mengusulkan, kalau memang tidak bisa, karena suratnya juga sudah masuk untuk penambahan, kalau memang tidak bisa Rp2 triliun, naikkan saja, misalnya sama dengan tahun ini, yang penting ada penambahan untuk kegiatan-kegiatan basarnas yang akan datang," ujar Hamka dalam Rapat Panja Kebijakan RAPBN TA Badan Anggaran DPR dengan Kementerian Keuangan, Senin (14/7/2025).
Hamka menjelaskan ketangkasan tim SAR Indonesia dalam merespons bencana pun tak hanya menyangkut nyawa, namun juga nama baik RI di mata Internasional.
Hal ini menyangkut banyaknya warga Brazil yang berkomentar di sosial media saat penanganan kasus pendaki asal negara tersebut yang terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.
"Ini karena ini adalah nama baik juga untuk apabila terjadi hal-hal yang berkaitan dengan luar negeri. Nah ini kadang-kadang kami disalahkan, atau Indonesia disalahkan terlambat, mengevakuasi terlambat, membantu apabila ada musibah," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Titahkan AS Keluar dari Perjanjian Paris, RI Harus Tetap Komit!