Jakarta, CNBC Indonesia - Tren harga batu bara serak awal tahun terpantau terus melesu, bahkan sempat ambles ke bawah US$ 100 per ton.
Pada 28 Februari 2025 misalnya, harga batu bara menyentuh US$ 99 per ton dan pada 22 April 2025 harga batu bara kembali turun menyentuh level US$ 94,1 per ton. Meski setelah itu kembali menunjukkan tren meningkat tapi masih berfluktuasi.
Merujuk Refintiv, harga batu bara pada perdagangan Senin (14/7/2025) ditutup di posisi US$ 113,9 per ton. Harganya ambruk 1,05%. Pelemahan ini memutus rally panjang batu bara yang menguat selama empat hari dengan penguatan 4,9%.
Melemahnya harga batu bara dipicu oleh lonjakan produksi batu bara dan permintaan yang melemah di China. Kondisi ini membuat volume impor batu bara China pada Juni turun ke level terendah dalam hampir dua setengah tahun terakhir.
Kondisi ini tak pelak juga berdampak pada produksi batu bara di Indonesia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno memprediksi produksi batu bara nasional pada 2025 akan lebih rendah bila dibandingkan pada tahun lalu.
"Tapi poinnya untuk saat ini kan belum juga sesuai target ya. Kalau target (setahun) mudah-mudahan sesuai. Tapi kalau dibandingkan dengan tahun lalu memang ada penurunan," ungkap Tri di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).
Meski diperkirakan turun, namun menurutnya produksi batu bara hingga akhir tahun 2025 diperkirakan masih mencapai lebih dari 700 juta ton.
"Tapi di atas 700 (juta ton)," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, produksi batu bara RI pada 2024 tercatat mencapai 836 juta ton. Ini merupakan rekor baru setelah pada tahun sebelumnya, 2023 produksi batu bara RI juga mencapai produksi tertinggi hingga 775 juta ton.
Realisasi produksi batu bara RI pada 2024 ini juga melampaui target atau setara 117% dari target pada 2024 sebesar 710 juta ton. Sementara itu, target produksi batu bara Indonesia untuk tahun 2025 adalah 735 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2024.
Selain karena menurunnya harga batu bara, turunnya ekspor batu bara RI ke dua negara tujuan utama, yakni India dan China juga bisa menjadi pemicunya.
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) sempat mengungkapkan bahwa saat ini ekspor batu bara dari Indonesia ke China dan India menurun. Hal ini terpantau sejak awal tahun 2025.
Plt. Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengatakan penurunan terjadi salah satunya kata persaingan harga produk batu bara Indonesia dengan negara pengekspor batu bara lainnya seperti Australia, Mongolia, dan Rusia.
"Di saat yang sama, persaingan dengan negara lain seperti Rusia, Mongolia, dan Australia juga makin ketat terutama dari sisi kompetitif harga," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/6/2025).
Pihaknya mencatat, jumlah ekspor batu bara RI ke China hingga Mei 2025 tercatat menurun hingga 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Begitupun ke India, turun 7% dibandingkan dari tahun 2024.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Ekspor Batu Bara ke China Lesu Gegara Aturan HBA? Ini Respons ESDM