Ini Makna dan Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang kemudian dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Maulid nabi jatuh pada 12 Rabi'ul Awwal, tahun Gajah, sekitar 570 Masehi.

Untuk tahun 2025 Masehi atau 1447 Hijriah, Maulid Nabi Muhamamd SAW diperingati pada hari ini, Kamis (5/9/2025).

Istilah "maulid" atau "milad" dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Tradisi perayaan Maulid Nabi mulai dikenal secara luas pada abad ke-12 Masehi, sekitar 300 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Perayaan ini pertama kali dipopulerkan oleh Abu Said al-Qakburi, gubernur Irbil di Irak pada masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi, sebagai cara untuk membangkitkan semangat kaum Muslim dalam menghadapi tentara Salib.

Maulid Nabi memiliki keutamaan dan hikmah yang besar bagi umat Islam. Pertama, melalui peringatan ini, umat diharapkan dapat lebih mengenal dan menumbuhkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, serta mempelajari dan menghayati kembali sunnahnya.

Umat ​​Muslim Sufi Libya melantunkan puji-pujian kepada Nabi, merayakan hari raya keagamaan Maulid Nabi, hari lahir Nabi Muhammad, di Benghazi, Libya, 15 September 2024. (REUTERS/Esam Omran Al-Fetori)Foto: Umat ​​Muslim Sufi Libya melantunkan puji-pujian kepada Nabi, merayakan hari raya keagamaan Maulid Nabi, hari lahir Nabi Muhammad, di Benghazi, Libya, 15 September 2024. (REUTERS/Esam Omran Al-Fetori)
Umat ​​Muslim Sufi Libya melantunkan puji-pujian kepada Nabi, merayakan hari raya keagamaan Maulid Nabi, hari lahir Nabi Muhammad, di Benghazi, Libya, 15 September 2024. (REUTERS/Esam Omran Al-Fetori)

Perayaan ini juga menjadi momen untuk menginspirasi semangat dakwah dengan mengingat perjuangan Nabi dalam menyebarkan Islam.

Selain itu, Maulid Nabi berfungsi mempererat ukhuwah Islamiyah, karena umat Islam berkumpul dalam suasana yang penuh kebersamaan. Perayaan ini sering kali diisi dengan berbagai aktivitas amal dan ibadah, seperti sedekah, membaca Al-Qur'an, serta bershalawat.

Dilansir dari laman NU Online, pandangan ulama terkait perayaan Maulid Nabi terbagi menjadi dua kubu. Sebagian ulama menganggapnya sebagai inovasi yang baik (bid'ah hasanah).

Misalnya, Imam As-Suyuthi dalam kitab *Al-Hawi lil Fatawi* dan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam *Fath Al-Bari*, berpendapat bahwa meskipun Maulid Nabi tidak dilakukan oleh generasi awal Islam, perayaan ini mengandung banyak kebaikan dan jauh dari perbuatan yang dilarang, sehingga bisa dianggap sebagai bid'ah hasanah.

Syekh Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya *Fatawa Mu'ashirah* juga menyatakan bahwa Maulid Nabi diperbolehkan selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan syariat.

Namun, beberapa ulama lainnya seperti Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dan Syekh Abdul Aziz bin Baz menolak perayaan ini.

Menurut mereka, Maulid Nabi termasuk bid'ah yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan sahabatnya, serta tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, sehingga sebaiknya dihindari.

Sebagai bentuk perayaan, berbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia untuk memperingati momen kelahiran Rasulullah ini, dengan setiap daerah memiliki cara yang khas dan unik.

Di Aceh, misalnya, perayaan Maulid Nabi berlangsung lebih lama dari kebanyakan daerah lainnya. Warga Aceh tidak hanya merayakannya pada bulan Rabiul Awal, tetapi juga selama 90 hari setelah bulan tersebut.

Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan kenduri secara bergilir, di mana setiap keluarga memasak makanan yang kemudian dibawa ke masjid untuk disajikan kepada para tamu yang datang berzikir dan berdoa bersama.

Makanan ini biasanya disajikan dalam wadah khusus bernama amben, yakni alat berbentuk silinder dengan berbagai ukuran.

Sementara itu, di Madura, Jawa Timur, perayaan Maulid Nabi juga tidak kalah meriah dan berlangsung selama sebulan penuh. Peringatan ini diselenggarakan secara bergilir di rumah-rumah warga, di mana mereka melantunkan shalawat, barzanji, dan simthud durar.

Puncak dari perayaan ini adalah acara Mulot Agung, di mana warga berkumpul di masjid untuk bersholawat dan berdoa bersama. Setelah itu, mereka mengikuti acara berebut buah, uang, dan wangi-wangian yang telah didoakan.

Barang-barang ini dipercaya membawa berkah bagi siapa saja yang berhasil mendapatkannya.

Di Kalimantan Selatan, masyarakat Banjar merayakan Maulid Nabi dengan tradisi unik yang disebut Baayan Maulid. Kata "baayan" berarti ayunan atau buaian, sedangkan "mulud" berasal dari kata bahasa Arab yang mengacu pada perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam tradisi ini, bayi-bayi diayunkan sambil diiringi lantunan shalawat sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga diharapkan membawa berkah bagi anak-anak yang diayunkan.

Berikut berbagai tradisi peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Indonesia:

1. Grebeg Maulud

Tradisi Grebeg Maulud dirayakan di Yogyakarta dengan prosesi arak-arakan membawa makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung. Prosesi arak-arakan gunungan akan dimulai dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju alun-alun utara dan berakhir di masjid Agung Kauman. Gunungan hasil bumi ini kemudian akan direbutkan

Tradisi yang dimulai pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I kemudian diramaikan dengan serangkaian acara seperti sekaten atau pasar malam.

Sama seperti tradisi Maulid Nabi lainnya, Grebeg Maulud ini dilaksanakan dalam rangka mengucap syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Selain Keraton Ngayogyakarta, GrebegMaulud juga digelar di Keraton Surakarta, Jawa Tengah.

Grebeg MauludFoto: Detik
Grebeg Maulud

2. Angka'an Bherkat Molod

Tradisi Maulid Nabi ini dirayakan oleh warga Bawean, Gresik, Jawa Timur. Pada perayaan tersebut, warga Bawean akan mengisi ember-ember dengan makanan.
Bherkat tidak hanya diisi dengan nasi atau lauk pauk tetapi juga sembako hingga buah-buahan. Berkat tersebut kemudian dibungkus dengan plastic dan kemudian dihias dengan bunga tiruan.

Warga akan berkumpul di masjid kemudian menggelar pengajian. Bherkat akan dibagi-bagi di masjid.

3. Walima, Gorontalo

Merujuk pada website resmi pemerintah Provinsi Gorontali, tradisi walima di Gorontalo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 saat Islam masuk ke Bumi Hulondalo. Tradisi diawali dengan dikili atau tradisi zikir di masjid At-takwa, masjid di tengah desa Bongo.

Masyarakat akan menata kue-kue tradisional seperti kolombengi, sukade, wapili, dan telur rebus untuk dibentuk tolangga.Bentuk tolangga akan beraneka rupa mulai dari menara masjid dan kapal laut (perahu).

Maulid NabiFoto: Pemprov Gorontalo
Maulid Nabi

Mengikuti perkembangan zaman, makanan yang ditaruh dalam tolangga juga kini beraneka ragam seperti kopi sachet.Tolangga akan diarak ke masjid di mana tradisi dikili digelar kemudian dibagi ke masyarakat.

4. Kuah Beulangong, Aceh

Tradisi memasak kuah beulangong di meunasah dan masjid digelar setiap perayaan hari besar Islam seperti mendekati Hari Raya Idul Fitri dan Maulid Nabi. Merujuk website Provinsi Aceh, beulangong berasal dari nama belanga yang berarti kuali besar.


Warga akan memasak daging sapi, kaning, atau kerbau dalam kuali besar dicampur dengan nangka dengan ramuan bumbu tradisional.
Dibutuhkan kuali besar untuk memasak daging karena porsi yang dimasak juga akan diberikan kepada banyak orang.

5.Ampyang, Kudus

Tradisi ini dirayakan warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Merujuk website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tegah, tradisi ini sudah diperkirakan sudah berlangsung sejak akhir abad 15 pada masa Tjie Wie Gwan, seorang pendakwah Islam keturunan Tiongkok yang juga ikut andil dalam pembangunan Masjid At Taqwa Loram Kulon. Tradisi ini sempat berhenti sekitar tahun 1960-an, namun kembali berjalan pada tahun 1995 hingga sekarang.

Ampyang merujuk pada jenis kerupuk yang terbuat dari tepung, berbentuk bulat dengan warna yang beraneka macam.
Warga setempat akan menyiapkan gunungan makanan yang dihias dengan ampyang dan kemudian dibagikan ke warga. Makanan yang umum dijumpai adalah nasi kepal yang dibungkus daun jati.

UMKM binaan BI, Wisata Edukasi Ampyang Jawa, di ISEF 2023. (CNBC Indonesia)Foto: UMKM binaan BI, Wisata Edukasi Ampyang Jawa, di ISEF 2023. (CNBC Indonesia)
UMKM binaan BI, Wisata Edukasi Ampyang Jawa, di ISEF 2023. (CNBC Indonesia)

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
| | | |