Langgar Gencatan Senjata, Israel Bombardir Negara Arab Tetangga

21 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Lebanon kembali meningkat setelah serangan udara Israel menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya tujuh lainnya di wilayah selatan. Serangan itu memicu kecaman keras dari Presiden Joseph Aoun, yang menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati tahun lalu.

"Serangan berulang Israel merupakan bagian dari kebijakan sistematis yang bertujuan menghancurkan infrastruktur produktif, menghambat pemulihan ekonomi, dan merusak stabilitas nasional dengan dalih keamanan yang palsu," kata Aoun dalam pernyataannya, dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

Ia menegaskan bahwa sasaran Israel kali ini bukanlah target militer, melainkan fasilitas sipil, yang menurutnya jelas melanggar hukum internasional dan kesepakatan damai yang masih berlaku.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, korban tewas berasal dari kota timur Shmistar, sementara satu orang terluka di Bnaafoul, distrik Saida, dan enam orang lainnya di Ansar, wilayah Nabatieh. Total tujuh orang luka-luka akibat serangan yang dilakukan dalam waktu hampir bersamaan di beberapa titik berbeda.

Militer Israel membenarkan pihaknya melancarkan serangan di Lebanon selatan, mengeklaim bahwa operasi tersebut menargetkan "infrastruktur teroris Hizbullah" di kawasan Mazraat Sinai. Dalam pernyataan resmi, militer Israel juga menyebut bahwa mereka menyerang fasilitas milik organisasi Green Without Borders, yang disebut beroperasi di bawah kedok sipil untuk menutupi keberadaan anggota Hizbullah di dekat perbatasan.

"Pasukan Pertahanan Israel telah menyerang infrastruktur milik kelompok teroris Hezbollah di selatan Lebanon," bunyi pernyataan itu.

Israel menuding Green Without Borders, organisasi lingkungan yang masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat, berperan sebagai penyamaran bagi aktivitas pasukan Hizbullah di wilayah perbatasan.

Serangan terbaru ini menjadi pelanggaran gencatan senjata November tahun lalu, yang ditandatangani setelah lebih dari setahun ketegangan antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran tersebut. Perang terbuka antara kedua pihak sempat berlangsung selama dua bulan sebelum akhirnya dimediasi oleh pihak internasional.

Namun, sejak kesepakatan itu diberlakukan, Israel terus melakukan serangan udara sporadis dengan dalih mencegah ancaman lintas batas. Sementara itu, Hezbollah menuduh Israel mencoba memperluas konflik regional dan memanfaatkan situasi perang di Gaza untuk menekan Lebanon.

Kantor kepresidenan Lebanon menilai bahwa agresi berulang dari Israel menghambat upaya rekonstruksi dan pemulihan ekonomi yang sudah rapuh setelah perang. "Negara kami sedang berjuang bangkit dari krisis ekonomi yang parah, dan tindakan seperti ini hanya memperdalam penderitaan rakyat Lebanon," ujar Aoun.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Fakta-Fakta Iran Tembak Jatuh 3 Jet Tempur F-35 Israel

Read Entire Article
| | | |