Membandingkan Gaya Strategi Tony Popovic Vs Patrick Kluivert: Formasi Cenderung Sama, tetapi Harus Bisa Adaptif

7 hours ago 2

Bola.com, Jakarta - Duel antara Timnas Indonesia menghadapi Timnas Australia pada lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, bakal menjadi ajang adu strategi yang menarik antara Tony Popovic versus Patrick Kluivert.

Menurut jadwal, bentrok antara Timnas Indonesia melawan Timnas Australia bakal berlangsung di Sydney Football Stadium, Sydney, 20 Maret 2025. Laga ini bisa sangat menentukan nasib kedua tim untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Selain menjadi penentu nasib kedua kubu, duel ini juga menjadi pertaruhan dan adu strategi yang layak dinantikan, Patrick Kluivert sebagai nakhoda Skuad Garuda melawan Tony Popovic, arsitek The Socceroos.

Keduanya, bersama para asisten yang mendampinginya, bakal meracik komposisi terbaik dan strategi paling tepat untuk membawa anak asuhnya mengamankan hasil terbaik dari laga ini. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Formasi Cenderung Sama

Jika dibandingkan rekam jejak kedua pelatih ini selama beberapa tahun terakhir, Patrick Kluivert dan Tony Popovic sebetulnya memiliki kecenderungan penggunaan formasi yang sama jika tak bisa dikatakan identik.

Kluivert dan Popovic cenderung menggunakan format 4-2-3-1 ataupun variasinya seperti 4-3-3. Tony Popovic memperlihatkan kecenderungan tersebut ketika masih menangani klub Liga Australia, Melbourne Victory.

Sementara itu, Patrick Kluivert juga sangat akrab dengan pakem 4-2-3-1 ketika terakhir kali mengasuh klub Liga Turki, Adana Demirspor. Formasi yang sama juga beberapa kali digunakan saat mengasuh Timnas Curacao.

Oleh karena itu, layak dinantikan hasil racikan dari kedua juru taktik ini saat Timnas Indonesia melawat ke markas Australia. Ada kemungkinan, Kluivert dan Popovic malah tak menggunakan pakem andalannya tersebut.

Harus Bisa Adaptif

Meskipun memiliki gaya bermain yang jadi pakem, kemampuan adaptasi tampaknya juga bakal menjadi faktor penting bagi masing-masing pelatih untuk meraih kesuksesan. Mereka harus bisa adaptif dengan situasi dan kondisi.

Hal ini setidaknya sudah diperlihatkan Tony Popovic ketika mendapatkan tugas menakhodai Timnas Australia pada September 2024. Meskipun sudah akrab dengan pakem empat bek, dia tetap bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.

Juru taktik berusia 51 tahun itu memilih untuk tetap mempertahankan formasi baku The Socceroos yang memakai skema tiga bek tengah sejajar, baik itu dalam format 3-4-3 maupun 3-4-2-1.

Hasilnya, Popovic bisa meraih hasil yang menjanjikan. Dia bisa membawa Harry Souttar dan kawan-kawan mengoleksi enam poin dari empat pertandingan, dengan perincian tiga kali imbang dan satu kemenangan.

Tentu ini juga bisa berlaku bagi Kluivert. Jika sebelumnya ia sudah sering menggunakan skema 4-3-3 maupun 4-2-3-1, tetapi Timnas Indonesia selama beberapa tahun terakhir sudah akrab dengan format tiga bek sejajar.

Tantangan Patrick Kluivert

Jika melihat komposisi pemain yang mendapatkan panggilan memperkuat Timnas Indonesia, Patrick Kluivert tak ingin bertaruh dengan melakukan perombakan skuad. Sebagian besar pemain yang pernah diasuh Shin Tae-yong tetap dipertahankan.

Hanya ada beberapa nama baru yang mendapatkan kesempatan seperti Septian Bagaskara hingga Ole Romeny. Namun, ada pula beberapa pemain andalan Shin Tae-yong yang harus tersingkir dari persaingan, satu di antaranya Asnawi Mangkualam.

Yang menjadi tantangan dari Kluivert adalah waktu singkat untuk mempersiapkan Timnas Indonesia menghadapi Australia. Dia juga tak punya banyak waktu untuk mengenali setiap individu di Skuad Garuda.

Tentu, ini menjadi tantangan yang harus segera dijawab pelatih berusia 48 tahun itu. Apalagi, dia juga tak punya banyak waktu untuk menanamkan taktik dan strategi karena keterbatasan waktu di jeda internasional ini.

Read Entire Article
| | | |