Mengapa Lebih Mudah Mendatangkan Band Internasional daripada Meyakinkan Klub Eropa Tur Pramusim ke Indonesia?

1 day ago 12
"Buat apa pilih Indonesia, sedangkan mereka juga bisa tahu bahwa mereka tetap bisa datangkan fans-fans dari Indonesia?"

Bola.com, Jakarta - Animo penikmat sepak bola Tanah Air yang sedang mencapai puncaknya tak serta merta membuat klub-klub Eropa mengunjungi Indonesia. Bukannya tak ada minat sama sekali, tetapi karena 1-2 hal, tim-tim seperti AC Milan dan Manchester United memilih untuk menggelar tur pramusim di negara tetangga. Menurut Arif Putra Wicaksono, promotor kondang yang kenyang pengalaman, ada ketidaksinergisan dengan pemerintah.

Barcelona, AC Milan, sampai Arsenal telah mengonfirmasi akan melakukan tur musim panas ke Asia. Korea Selatan jadi destinasi 'meraup uang' Blaugrana, sedangkan Milan dan The Gunners bakal menyambangi Singapura. Rossonerri juga mampir ke Hongkong untuk kali pertama setelah terakhir pada 2004. Manchester United lebih canggih lagi. Mereka bersiap menghadapi ASEAN All Star di Kuala Lumpur, Malaysia.

Liverpool tak mau ketinggalan kesempatan berdagang mencari pembeli di regional Asia. Laga melawan Yokohama F Marinos, jagoan Jepang, juga dijadwalkan The Reds. Pertanyaannya adalah, kok enggak ke Indonesia yang punya basis fans besar khususnya di Asia Tenggara? Apakah Indonesia tidak semenarik itu buat mereka?

Espanyol jadi klub Eropa terakhir yang menggelar pertandingan di Indonesia, yakni pada Juli 2017. Victor Gomez dkk. sukses meraih kemenangan 4-2. Egy Maulana Vikri mencetak dua gol pada laga tersebut untuk Timnas Indonesia U-19. Setelah itu, ada Islandia pada 2018 melawan Timnas Indonesia senior, dan terakhir Argentina minus Lionel Messi yang jadi panggung tersendiri buat panggung Asnawi Mangkualam melawan Alejandro Garnacho pada Juni 2023.

"Yang saya tahu, kemarin Argentina itu satu deal (paket) dengan China. Mereka ke China dulu, baru ke Indonesia. Mereka mau datang ke tempat atau ekosistem sepak bola yang sehat, dan juga kepastian atau kenyamanan mereka yang sehat," kata Arif kepada Bola.com.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Sulitnya Mendatangkan Klub Sepak Bola Eropa ke Indonesia

Mendatangkan klub sepak bola top ke Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak pihak yang harus dilibatkan. Secara praktik, mungkin tidak jauh berbeda ketika promotor menarik minat grup band untuk menggelar konser. Perbedaan 'season' menjadi faktor penting sukses atau tidaknya promotor meyakinkan klub maupun band ke Indonesia.

"Karena klub bola, kan, waktunya terbatas ya. Kalau artis itu bisa satu tahun mereka habiskan untuk tur dunia. Klub bola enggak bisa, deh, karena cuma beberapa bulan. Mereka pilih tahun ini mau ke Asia atau tahun ini mau ke Amerika," terang Arif lagi.

"Terakhir tuh klub besar yang ke Indonesia itu AS Roma di 2015. Itu kita waktu itu lagi di-ban FIFA. Sejak di-ban FIFA itu, Animo itu emang cukup kendor."

Mendatangkan band internasional ke Indonesia memang sudah menjadi hal yang lumrah, namun menghadirkan klub-klub sepak bola besar Eropa ke Tanah Air masih menjadi tantangan besar. Menurut Arif yang berpengalaman dalam mengelola event olahraga dan musik internasional, perbedaan utama terletak pada karakteristik tur dan faktor pendukung yang ada di negara tujuan.

"Kalau band besar seperti Coldplay, mereka biasanya hanya sehari di Indonesia, tapi bisa sampai 11 hari di Singapura. Ini karena Singapura memberikan paket lengkap yang menarik bagi artis dan manajemen mereka," ungkapnya.

"Di Singapura tuh ada festival rutin setiap tahun. Saya selalu mau mencoba bawa artis-artis ini ke sini, cuma headliner mereka itu selalu eksklusif di Singapura. Jadi mereka memang target market-nya orang-orang Malaysia dan Indonesia. Malaysia enggak sebesar Indonesia, jadi utamanya memang benar-benar orang Indonesia, hanya saja digelar di negara lain."

Berkaca pada Singapura, Pentingnya Peran Pemerintah

Secara keseluruhan, untuk bisa bersaing dan lebih sering mendatangkan klub-klub Eropa besar, Indonesia perlu memperbaiki citra stabilitas politik, kemudahan birokrasi, dukungan pemerintah, serta infrastruktur pendukung. Selain itu, promosi yang kreatif dan terintegrasi juga sangat penting untuk menarik minat klub-klub tersebut datang ke Indonesia.

"Sepak bola adalah refleksi sebuah bangsa. Jadi maksudnya, kalau kalian melihatnya kayak, 'ah malas ah investasi di Indonesia politiknya enggak stabil'. Sepak bola kurang lebih sama juga. Orang juga malas datang ke sini, 'ah nanti izinnya enggak stabil' atau 'nanti di sana kondisinya belum se-mature di negara-negara seperti Singapura' atau segala macam," kata Arif menjelaskan.

Menurutnya, peran swasta, dalam hal ini promotor, dan juga dukungan pemerintah dalam mendatangkan klub sepak bola khususnya Eropa wajib sinergis. Butuh adanya kemasan menarik dalam membungkus kedatangan klub alias tidak hanya sekadar memainkan pertandingan sepak bola. Sebab, kehadiran klub Eropa dengan segala 'gimmick'-nya bisa jadi sarana promosi untuk aspek lain.

Arif mengatakan betapa besar perputaran uang yang bisa dihasilkan pemerintah jika kolaborasi mendatangkan klub sepak bola top Eropa meskipun modal yang dikeluarkan juga tidak kecil. Bahkan baginya, adalah sebuah kerugian besar buat bangsa Indonesia saat tim-tim seperti Manchester United, AC Milan, dan Real Madrid memilih untuk menggelar tur pramusim di negara tetangga.

"Mereka melihat dukungan negara, ada atau tidak support dari pemerintah. Kalau di Singapura, Tourism Board Singapura itu ada dari tahun 60-an. Zaman dulu mereka support Jurong, Sentosa Island, segala macam. Lalu masuk 2010-an itu mereka support lainnya, ada F1, semua."

"Pemerintah Singapura selalu support dengan event-event, ya konser, apa segala macam, setiap tahun. Dari tahun 2016 sampai 2017 hampir empat klub, tiga klub minimal ke Singapura, tetapi enggak ada satupun yang mau ke Indonesia. Karena yang saya tahu, mereka tuh juga ada kontrak semacam eksklusif. Karena Singapura market-nya kan sedikit, warganya sedikit."

"Jadi memang tujuan Tourism Board mereka itu, mereka berjanji atau tugas mereka adalah membawa jutaan orang tiap tahun ke Singapura. Bahkan di 2024 ini, mereka cetak rekor 30 miliar USD, yang mereka hasilkan dari orang-orang yang datang itu. Toursim Board ditugaskan, mereka menjanjikan kepada penguasaha-pengusaha lokal yang invest di hotel, restoran, segala macam. Itulah kenapa mereka buat event dan mereka willing untuk membayar dua kali lipat eksklusif non-Indonesia."

"Kita rugi banyak banget karena berapa banyak uang Indonesia yang lari ke Singapura? Ya untuk pesawat, hotel, makan, segala macam. Jadi setiap ada event di Singapura kerugian buat negara kita. Cuma maksudnya, berapa banyak uang yang mengalir dari Indonesia ke Singapura untuk event-event besar itu. Bayangkan, tahun ini ada AC Milan. Fans Milan berapa banyak? Luar biasa. Newcastle, MU, mereka ke Kuala Lumpur, berapa banyak uang Indonesia yang mengalir?"

Media Promosi Investasi

"Layaknya buka restoran, seenak apa pun makanannya kalau enggak ada promosi ya enggak ada yang tahu. Menghidupkan Michael Jackson ke dunia pun, kalau enggak ada yang datang, ya enggak ada yang tahu."

Tidak dipungkiri, ada faktor-faktor non-teknis selain peran pemerintah yang membuat Indonesia masih kalah dengan Singapura dan negara ASEAN lainnya dalam hal mendatangkan klub sepak bola Eropa. Sanksi dari FIFA sampai tragedi bom yang sempat melanda Tanah Air juga memiliki pengaruh.

Menjamin keamanan dan kenyamanan adalah hal krusial yang tidak bisa ditawar. Arif bercerita, kasus terorisme di Indonesia media 2000-2008 sebenarnya periode sulit yang pada praktiknya bisa diatasi oleh pihak-pihak berwajib. Terbukti, hal itu tidak memengaruhi animo klub-klub maupun tim internasional untuk mengunjungi Indonesia.

"Bomnya kan 2008. Sejak 2011 sampai 2015 tetap ada, banyak banget malah. Juventus, Chelsea, Liverpool, Arsenal, Ajax, Sevilla, Hamburg, AS Roma, banyak. Saya lihat Espanyol datang juga."

Arif menekankan pentingnya kesadaran dari pemerintah Indonesia bahwa klub-klub top Eropa adalah media promosi investasi.

"Saya jawab simpel ya. Masalah ekonomi, contoh, kalau ada klub datang ke Singapura misalnya, otomatis kan nama Singapura tuh makin naik. Pemberitaan di media, di mana-nama, di seluruh dunia. Akhirnya orang mau melakukan investasi. Kan itu bagian dari promosi."

"Banyak klub bola yang misalnya datang ke Jakarta, investor-investor asing yang mau investasi ke Indonesia pun jadi lebih nyaman. Nah di Singapura, pemerintahnya support, karena mereka memiikirnya enggak masalah keluar modal. Enggak mungkin orang datang ke Singapura enggak belanja misalnya, enggak mungkin enggak makan, transportasi umum segala macam. Hotel pasti penuh."

"Semakin tahu tentang Indonesia, investasi makin nyaman, akhirnya orang mau investasi. Kalau iklannya cuma kayak Visit Indonesia, Wonderful Indonesia, ke Indonesia mau ngapain? Tapi, kalau iklannya kita kemas secara kreatif, itu bagian dari iklan."

"Promosi kayak Barcelona ke Amerika, mereka ke Miami, mereka main ke Sea World-nya, itu kan bagian dari promosi, itu yang memberikan rasa. Benefitnya adalah mempromosikan negara."

Read Entire Article
| | | |