Jakarta CNBC Indonesia- Kasus pencurian mata uang kripto yang menyeret pemuda bernama Malone Lam, memasuki babak baru. Pria yang dituduh sebagai pemimpin komplotan kriminal internasional ini dikabarkan tengah mempertimbangkan kesepakatan pembelaan (plea deal) dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dalam persidangan di pengadilan federal Washington DC, Rabu waktu AS, pengacara Lam, John Patrick Pierce, mengungkapkan bahwa diskusi dengan jaksa penuntut umum masih terus berjalan. Lam sendiri ditangkap FBI 2024 lalu, saat baru berumur 20 tahun, karena mencuri 4.100 Bitcoin, yang kini nilainya melampaui US$350 juta (sekitar Rp 5,5 triliun).
"Kami ingin memberikan upaya terbaik untuk mencapai penyelesaian, dan saya yakin kami dapat melakukannya dengan itikad baik," ujar pengacara Lam, John Patrick Pierce, mengungkapkan bahwa diskusi dengan jaksa penuntut umum masih terus berjalan.
Siapa Malone Lam?
Malone Lam bernama asli Malone Lam Yu Xuan. Ia adalah warga negara Singapura.
Dirinya ditangkap FBI tahun lalu dan dengan cepat didakwa sebagai pemimpin kelompok pencuri kripto.
Bersama seorang rekannya, Lam, yang saat itu baru berusia 20 tahun, ia menghabiskan uang secara besar-besaran di Los Angeles dan Miami, AS, membeli mobil sport, perhiasan, menghabiskan malam di klub malam, dan menyewa apartemen mewah, hingga akhirnya pihak berwenang menangkap mereka.
Lam lahir pada 19 Juli 2004, dan bersekolah di Unity Secondary School di Choa Chu Kang pada tahun 2017. Ia meninggalkan sekolah tanpa menyelesaikan pendidikan menengah dan malah fokus pada komunitas game online dan perdagangan mata uang kripto.
Pada tahun 2023, ia pindah ke Amerika. Di AS, Lam, yang terkadang dikenal dengan nama samaran "Anne Hathaway" dan "$$$," memimpin kelompok yang terdiri dari 14 pemuda yang bertemu melalui game online.
Mengutip CNA, kelompok tersebut dinamakan "Social Engineering Enterprise". Selain berhasil mengambil 4.100 Bitcoin, ia juga berhasil mencuri US$14 juta dari seorang korban lain.
Modus operandi mereka meliputi mengincar orang kaya. Mereka lalu menyamar sebagai agen dukungan teknis dari Google atau bursa kripto untuk mendapatkan kata sandi, private keys, dan seed phrases korban.
Setelah menguasai akun, mereka mencuri aset tersebut, mencucinya melalui bursa luar negeri (offshore). Mereka lalu mencairkannya menjadi uang tunai.
Kecuali satu anggota, Lam dan kelompoknya semuanya berusia antara 18 dan 22 tahun. Selama lebih dari satu setengah tahun, mereka meretas situs web dan server untuk mencuri basis data, mencari korban dengan aset kripto terbanyak.
Kemudian mereka melakukan skema rekayasa sosial, berpura-pura menjadi profesional keamanan dan mendesak "klien" ini untuk mendapatkan perlindungan yang lebih baik. Setelah aset kripto dicuri, aset tersebut kemudian dicuci melalui konversi ke dolar AS melalui transfer kawat atau pengiriman uang tunai dalam jumlah besar.
Mengutip The Independent, setelah Lam dan rekannya ditangkap, 12 orang lainnya menghabiskan US$4 juta di klub malam dan US$9 juta untuk kendaraan, hingga FBI menangkap mereka. Selama waktu itu, Lam terus bekerja dengan kelompok tersebut, termasuk meminta beberapa dari mereka untuk membeli dan mengirimkan tas Birkin kepada pacarnya di Miami.
Jaringan Dubai
Dalam pengembangannya, mengutip CNA, hingga saat ini ada total ada 17 orang yang didakwa dalam kasus ini. Tiga tersangka baru, yakni Nicholas Dellecave, Mustafa Ibrahim, dan Danish Zulfiqar, baru saja ditangkap.
Dellecave diringkus di Miami. Ibrahim dan Zulfiqar ditangkap di Dubai.
Sejauh ini, sembilan rekan konspirator Lam telah mengaku bersalah. Salah satunya adalah Evan Tangeman yang mengakui ikut mencuci uang sedikitnya US$3.5 juta.
Para konspirator yang mengaku bersalah ini kemungkinan besar akan bersaksi melawan Lam jika kasus ini berlanjut ke persidangan. Kedua belah pihak sepakat untuk kembali bertemu di pengadilan pada 12 Januari 2026 untuk memberikan pembaruan terkait status negosiasi kesepakatan pembelaan tersebut.
Persidangan AS
Lam sendiri masih menunggu persidangan di AS dan masih dalam tahap pengajuan mosi. Namun, jaksa penuntut telah menawarkan kesepakatan pembelaan kepada Lam, meskipun detailnya belum diungkapkan.
Ia telah didakwa berdasarkan beberapa undang-undang federal, termasuk konspirasi Organisasi yang Dipengaruhi dan Korup (RICO), penipuan kawat, dan pencucian uang, yang semuanya membawa hukuman berat. Ini termasuk mungkin denda jutaan dolar, penyitaan aset, hukuman penjara, dan bahkan deportasi ke Singapura.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






