Jakarta, CNBC Indonesia - Tanpa sadar, manusia kerap menilai latar belakang seseorang hanya dari tampilan wajah. Ternyata, kecenderungan ini bukan sekadar prasangka.
Sebuah penelitian ilmiah menemukan kondisi ekonomi seseorang bisa tercermin secara halus dari ekspresi dan fitur wajah, bahkan saat seseorang berusaha tampil netral. Penelitian yang dilakukan Universitas Toronto menemukan, pola wajah tertentu yang berkorelasi dengan kondisi ekonomi seseorang.
Studi ini menggunakan foto hitam-putih dengan ekspresi netral, tanpa riasan maupun aksesori, dari 80 pria dan 80 wanita. Subjek penelitian terdiri dari 50% orang kaya dan 50% kelas pekerja.
Foto-foto tersebut kemudian diperlihatkan kepada responden lain yang diminta menebak kelas sosial masing-masing subjek. Hasilnya, 68% tebakan responden terbukti benar, meskipun mayoritas dari mereka tidak menyadari alasan pasti di balik jawaban tersebut.
"Ketika ditanya bagaimana caranya, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebaknya dengan benar," ujar R. Thora Bjorsdottir, salah satu peneliti Universitas Toronto, dikutip dari CNBC Make It, Minggu (27/12/2025).
Para peneliti kemudian menganalisis lebih rinci dengan memperbesar fitur wajah. Mereka menemukan, banyak responden bisa menebak dengan tepat hanya dengan memperhatikan mata dan mulut.
Menurut studi yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, orang kaya cenderung memiliki wajah yang tampak lebih bahagia dan tidak cemas, sementara individu dari kelas ekonomi bawah lebih sering menunjukkan ekspresi tertekan.
Perbedaan Wajah Orang Kaya dan Miskin
"Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial telah banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya. Namun studi ini menunjukkan bahwa perbedaan kekayaan dapat tercermin langsung dari wajah seseorang," jelas para peneliti.
Penelitian tersebut menemukan bahwa individu dengan kondisi ekonomi lebih baik umumnya tampak lebih bahagia dan tenang. Sebaliknya, mereka yang harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup cenderung menampilkan ekspresi stres dan kekhawatiran.
Walau begitu, salah satu peneliti lain, Nicholas O. Rule, mengingatkan adanya konsekuensi negatif dari kecenderungan menilai kelas sosial berdasarkan wajah semata, termasuk risiko perlakuan diskriminatif.
"Persepsi berbasis wajah tentang kelas sosial mungkin memiliki konsekuensi penting. Kita tahu ada yang disebut siklus kemiskinan, dan ini berpotensi menjadi salah satu kontributornya," kata Rule.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






