Pelajaran Berharga dari Kekalahan Timnas Indonesia U-23 di Final Piala AFF U-23: Kurangnya Kreativitas di Lapangan Tengah

1 day ago 3

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 kembali harus gigit jari di partai puncak Piala AFF U-23. Kadek Arel dkk. dipaksa menyerah dengan skor tipis 0-1 oleh Vietnam.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (29/7/2025) malam WIB, berjalan seru sejak awal. Kedua kesebelasan ngotot menunjukkan siapa yang terbaik.

Namun, Tim Garuda Muda menghadapi benteng yang teramat tangguh. Bahkan top skorer turnamen, Jens Raven, tak bisa berbuat banyak di bawah pengawalan ketat lawan.

Beberapa perubahan dilakukan Gerald Vanenburg pada awal babak kedua. Namun hingga akhir laga, gol tunggal Nguyen Cong Phuong pada menit ke-37 sudah cukup menghadirkan trofi ketiga secara beruntun bagi The Golden Stars.

Lantas, apa yang bisa kita pelajari dari catatan statistik pertandingan? Berikut ulasan selengkapnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Low Block Terus Jadi Masalah

Bukan kali ini saja, Bola.com menyoroti lemahnya kreativitas Timnas Indonesia U-23. Setelah membantai Brunei Darussalam, mereka begitu sulit mencetak gol.

Penguasaan bola hingga 68 persen tidak banyak membantu. Bola begitu sulit digulirkan ke sepertiga akhir permainan apalagi kotak penalti.

Low block lawan merupakan masalah yang harus segera ditemukan solusinya. Terutama menjelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.

Gagal Cleansheet Tak Masalah

M. Ardiansyah mendapatkan kepercayaan penuh di turnamen ini. Kiper langganan Timnas Indonesia kelompok umur, Cahya Supriadi bahkan harus mengalah dengannya.

Pemuda asal PSM Makassar itu membuktikan dirinya sangat layak berada di bawah mistar. Tak hanya jago dengan bola, refleksnya pun terbilang di atas rata-rata.

Catatan tiga cleansheet sudah cukup menjadikannya kiper terbaik turnamen. Mengalahkan kiper Vietnam dan Thailand yang masuk nominasi ini.

Lemparan Ke Dalam Bukan Solusi Utama

Timnas Indonesia U-23 sejatinya memiliki serangkaian peluang. Lemparan ke dalam Robi Darwis jadi salah satu cara menyampaikan bola ke kotak penalti.

Tetapi dari puluhan throw-in yang dilakukan, tak sekalipun mampu menghadirkan peluang bersih. Praktis tembakan melambung Kakang Rudianto jadi yang paling dekat.

Strategi lemparan ke dalam sebetulnya bukan barang baru. Namun, terlalu sering menggunakannya akan menurunkan tingkat keberhasilan.

Read Entire Article
| | | |