Potret China Mendidih! Cuaca Tembus 44 Derajat Warga Selamatkan Diri

12 hours ago 6
CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters, CNBC Indonesia

02 August 2025 06:20

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Gelombang panas ekstrem menyelimuti kota metropolitan Chongqing di barat daya China, dengan suhu siang hari yang menembus 40 derajat Celsius selama sepekan terakhir. Otoritas setempat pun mengeluarkan peringatan panas level tertinggi dengan peringatan merah pada Kamis (31/7/2025), dan memprediksi suhu bisa memuncak hingga 44 derajat celsius pada Minggu mendatang. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Chongqing, kota yang dikenal dengan kuliner hotpot pedas dan lanskap kota bergaya cyberpunk, kini menjadi salah satu wilayah terpanas di China. Dari 38 distrik di kota berpenduduk hampir 32 juta jiwa ini, sebanyak 21 diperkirakan akan mencatat suhu di atas 43 derajat Celsius. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

"Semakin panas," kata Liu Fengying, 60 tahun, sambil duduk bersama sekitar 100 pensiunan lain di pintu masuk kereta bawah tanah yang sejuk dan ber-AC. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Mereka menghabiskan waktu dengan bermain kartu dan berbagi camilan untuk menghindari teriknya siang hari. “Bahkan dengan AC 17 derajat semalam, rasanya tetap panas dan tidak mau dingin.” Lonjakan suhu ini turut membebani jaringan listrik nasional China. Permintaan listrik telah melonjak melewati 1,5 miliar kilowatt, memecahkan rekor nasional hingga empat kali sepanjang Juli. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Meski suhu ekstrem memaksa sebagian warga mencari perlindungan, tidak sedikit juga yang tetap menjalani hari dengan semangat khas Chongqing. Xie, 79 tahun, memilih mendinginkan diri dengan berenang di anak sungai Yangtze saat matahari mulai terbenam. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

“Chongqing memang panas, tapi kami punya sungai untuk menyejukkan badan,” ujarnya sambil terjun dari tepi sungai setinggi dua meter hanya dengan pakaian dalamnya. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Sementara itu, Qiu Xianhui, 36 tahun, bersama teman-temannya justru menyantap hotpot pedas khas Chongqing di restoran bawah tanah yang dulunya merupakan tempat perlindungan bom. “Kami penduduk lokal, jadi sudah terbiasa dengan suhu di atas 40 derajat,” katanya santai. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Sejak awal Mei, jumlah hari dengan suhu di atas 35 derajat Celsius di Chongqing tercatat dua kali lipat dari rata-rata historis. Sebelumnya, suhu harian kota ini jarang melebihi 39 derajat Celsius pada bulan Juli — yang sudah tergolong panas menurut standar global. (REUTERS/Go Nakamura)

Seorang anak membilas wajahnya dengan air dari pancuran untuk menyejukkan diri di tengah peringatan bahaya panas di Chongqing, Tiongkok, 31 Juli 2025. (REUTERS/Go Nakamura)

Namun bagi warga Chongqing, panas bukan hal baru. Yang berubah adalah cara mereka bertahan, dari berenang di sungai hingga makan hotpot di bekas bunker. (REUTERS/Go Nakamura)


Read Entire Article
| | | |