Ramai Modus Penipuan Gmail, Google Kasih Tips agar Tak Jadi Korban

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Google mengingatkan pengguna email untuk semakin waspada terhadap maraknya modus penipuan yang memanfaatkan layanan Gmail, seiring pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Meski sistem keamanan terus diperkuat, ancaman penipuan digital masih membayangi jutaan pengguna.

Google mengklaim telah memblokir lebih dari 99,9% email phishing yang mengandung malware. Namun, penyebaran modus penipuan yang semakin canggih membuat sekitar 2,5 juta pengguna Gmail tetap berpotensi menjadi sasaran serangan.

"Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami kini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan, termasuk menggunakan large language model (LLM) baru yang dilatih untuk memerangi phishing, malware, dan spam," kata Google, dikutip dari Forbes, Sabtu (27/12/2025).

Namun, firma keamanan siber McAfee menilai AI ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi membantu perusahaan teknologi memberantas penipuan, tetapi di sisi lain juga dimanfaatkan penjahat siber untuk menciptakan serangan yang semakin meyakinkan dan sulit terdeteksi.

"Dengan AI yang makin mudah diakses, penipu dapat membuat scam yang lebih personal dan realistis," ungkap McAfee.

Masalah spam pun belum mereda. Data Mailmodo menunjukkan pesan spam menyumbang 46,8% dari total trafik email global, mendorong banyak perusahaan beralih ke platform komunikasi lain seperti Slack, Microsoft Teams, hingga WhatsApp dan Telegram untuk mengurangi risiko.

Salah satu cara menghindari penipuan adalah dengan tidak membagikan alamat email utama secara sembarangan. Apple lebih dulu menghadirkan fitur Hide My Email yang memungkinkan pengguna memakai alamat email acak yang diteruskan ke inbox utama, sehingga email asli tetap tersembunyi.

Google pun mengikuti langkah serupa. Pada November lalu, raksasa teknologi itu terdeteksi mengembangkan fitur Shielded Email untuk Gmail. Fitur ini memungkinkan pengguna membuat alamat email alias untuk penggunaan sekali atau terbatas, yang kemudian diteruskan otomatis ke email utama tanpa perlu membagikan alamat asli.

Meski kemampuan AI Google diklaim mampu mendeteksi spam 20% lebih baik dan memproses laporan pengguna hingga 1.000 kali lebih banyak per hari, perlindungan teknologi saja dinilai belum cukup. McAfee menekankan perlunya pelabelan email berbahaya yang lebih agresif dan pembaruan sistem keamanan berkelanjutan.

Di sisi pengguna, langkah pencegahan tetap krusial. Selain memanfaatkan fitur Hide My Email atau Shielded Email, pengguna disarankan memiliki alamat email terpisah untuk keperluan publik, serta tidak sembarangan mengklik tautan di inbox, meski tampak berasal dari institusi resmi. Langkah sederhana ini dinilai masih menjadi benteng terkuat menghadapi penipuan digital.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |