Bola.com, Jakarta - Sekitar tiga pekan jelang kick-off BRI Super League 2025/2026, tiba-tiba ketua umum PSSI, Erick Thohir mengirimkan surat kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang belakangan namanya berubah menjadi I-League.
Surat itu berisi permintaan untuk merevisi aturan kuota pemain asing bagi para kontestan BRI Liga Super League. Awalnya, I-League sudah mengumumkan kuote pemain asing mulai musim 2025/2026.
Setiap kontestan boleh mendaftarkan 11 pemain asing, tetapi hanya delapan yang bisa masuk ke daftar susunan pemain. Namun, Erick Thohir merasa delapan pemain asing itu terlalu banyak.
"Saya hari ini sudah mengirimkan surat ke LIB, di mana kami PSSI sudah rapat dan mungkin minggu depan LIB akan bertemu kami bahwa kami melihat untuk delapan pemain dalam satu game itu terlalu banyak. Jadi kita memutuskan itu tujuh," ujar Erick Thohir.
Perubahan inti dirasa sangat mendadak dan menjunjukkan inkonsistensi. Sebab, sebelumnya jadwal kick-off BRI Super League 2025/2026 juga mengalami perubahan.
Liga 1 Putri masih belum terlihat kepastian kapan akan digelar kembali. Dalam sesi wawancara terbaru, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akhirnya buka suara menjawab pertanyaan publik soal kelanjutan kompetisi sepak bola putri di Indonesia. Apa alasan di b...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tetap Ada Aturan U-23
Erick Thohir menyebut aturan pemain U-23 tetap wajib diberlakukan di BRI Super League 2025. Di mana setiap klub wajib memainkan satu pemain di bawah usia 23 tahun paling tidak selama 45 menit.
Erick Thohir juga menyoroti beberapa pemain diaspora yang memilih untuk melanjutkan karier di Indonesia. Erick tidak bisa menyalahkan hal itu.
"Jadi tujuh ditambah pemain U-23 itu tetap dimainkan 45 menit dan sisanya tentu pemain nasional dan saya lihat ada beberapa pemain diaspora kita ada yang kembali. Ya itu pilihan dan kita enggak bisa bilang salah dan benar, itu pilihan," katanya menambahkan.
Klaim Tidak Kurangi Kualitas Liga
Lebih lanjut, Erick Thohir mengklaim permintaan pengurangan kuota pemain asing ini tidak untuk menurunkan kualitas BRI Super League. Erick justru menegaskan ingin memberikan ruang yang luas untuk pemain lokal.
"Pengurangan jumlah pemain asing yang turun di lapangan bukan berarti mengurangi kualitas liga, tetapi justru mempertegas komitmen kita untuk menciptakan ruang dan kesempatan lebih besar bagi talenta muda Indonesia," jelasnya.
"Kita tidak ingin pemain muda hanya menjadi pelengkap di bangku cadangan. Mereka harus tumbuh melalui pengalaman nyata di lapangan sehingga jam bermain mereka bertambah, skill dan mentalnya juga meningkat," tandas Menteri BUMN itu.