RI Mau Cetak 6.000 Dokter Spesialis Setiap Tahun, Begini Caranya

6 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) resmi meluncurkan Program Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis melalui Sistem Kesehatan Akademik. Langkah ini menjadi bagian dari percepatan realisasi misi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Program diluncurkan pada Selasa (22/7) di Jakarta yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi Kemdiktisaintek. Adapun program ini dibuat dengan tujuan meningkatkan pemerataan dan kualitas tenaga medis di Indonesia, khususnya dokter spesialis dan subspesialis.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menekankan pentingnya akses, mutu, dan dampak pendidikan tinggi. "Kita perlu menghasilkan tenaga medis yang berkualitas dan hilirisasi riset yang nyata meningkatkan layanan kesehatan nasional," ujarnya.

Saat ini, sekitar 3.600 dokter spesialis lulus tiap tahun dari 25 fakultas kedokteran (FK) yang memiliki program studi spesialis dan subspesialis. Namun, distribusinya masih timpang, yaitu 59% lulusan terserap di Pulau Jawa.

Untuk mengatasi ini, Kemdiktisaintek membentuk Satuan Tugas (Satgas) Akselerasi yang mulai bekerja pada 2025. Fokusnya adalah penambahan program studi spesialis, penempatan residen senior di rumah sakit pendidikan daerah, dan penguatan kemitraan dengan Pemda, K/L, dan sektor swasta.

Bersama Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), pemerintah menargetkan pembukaan 148 program studi baru spesialis/subspesialis di 57 FK, serta kolaborasi dengan sekitar 350 rumah sakit hingga 2026.

Hasilnya, kapasitas mahasiswa spesialis diharapkan meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 8.000 mahasiswa pada 2026. Pada tahun 2030, lulusan dokter spesialis ditargetkan mencapai 6.000 orang per tahun.

Sementara itu, jumlah total lulusan dokter umum diperkirakan bisa mencapai lebih dari 48.000 orang pada 2025-2030, seiring pertumbuhan jumlah FK menjadi 144 dan peningkatan kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).

Sejauh ini, 16 FK sudah menempatkan sekitar 200 residen senior di rumah sakit pendidikan daerah untuk menangani kebutuhan spesialis prioritas. Sebanyak 32 provinsi terlibat, dan sekitar 200 RS milik pemda serta 40 RS TNI/Polri disiapkan untuk memperkuat jejaring kemitraan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan, pemerataan dokter spesialis di Indonesia juga harus ditambah dengan percepatan produksi dokter di Tanah Air.

"Isu pemerataan dokter spesialis tidak bisa ditunda. Ini kepentingan nasional," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir dalam peluncuran.

Sementara itu, Direktur Jenderal Dikti Kemdiktisaintek Khairul Munadi menyebut peluncuran ini sebagai awal aksi kolektif bersama Kemenkes dan seluruh pemangku kepentingan. Menteri Brian menutup dengan ajakan untuk kolaborasi terbuka. "Kalau ada yang kurang, mari kita perbaiki bersama. Kemdiktisaintek terbuka untuk masukan dan kritik," ujarnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Menkes Blak-Blakan: Hal Ini yang Bikin RI Krisis Dokter Spesialis

Read Entire Article
| | | |