RI Mau Contek Brasil Gencarkan BBM Baru dari Tebu

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk terus menjalankan program transisi energi di Indonesia. Salah satunya yakni dengan mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berbasis bioetanol dari tebu.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menilai bahwa langkah ini terinspirasi oleh keberhasilan Brasil yang telah memanfaatkan penggunaan bioetanol untuk campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.

"Kemarin, saya mendampingi bapak Presiden di Brasil membahas salah satu hal yang kita lakukan adalah untuk energi baru terbarukan ya. Karena Brasil, salah satu negara yang sudah menerapkan bensinnya dari etanol, metanol, dan dari tebu. Dan mereka sudah bagus," ujar Bahlil di Gedung DPR RI, Senin (14/7/2025).

Sementara itu, saat ditanya apakah Indonesia berencana mengimpor bioetanol dari Brasil, Bahlil tak menutup kemungkinan tersebut akan dilakukan. "Opsinya selalu ada sih. Opsinya selalu ada, tapi kita lagi detailkan ya," ujarnya.

Sebelumnya, alih-alih untuk memanfaatkan tanaman tebu untuk langsung menjadi bahan baku produksi bioetanol, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menyarankan pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan tetes tebu (molases) terlebih dahulu.

Soemitro mengatakan produksi bioetanol di Indonesia saat ini baru berasal dari tetes tebu (molases) yang merupakan hasil samping produk gula tebu. Kondisi ini berbeda apabila dibandingkan dengan negara Brasil yang telah sukses mengembangkan pemanfaatan tebu untuk langsung menjadi bioetanol.

"Kalau kita melihat di Brasil misalnya tebu di sana bisa dibuat menjadi gula atau bisa dibuat langsung menjadi BBM. Tetapi kalau kita bicara di Indonesia kita masih perlu waktu untuk bisa membuat dari tebu yang langsung menjadi bioetanol," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (29/11/2023).

Apalagi, kontribusi bioetanol dalam capaian bauran energi baru dan terbarukan (EBT) terbilang kecil. Dimana, dengan produksi bioetanol sekitar 750 ribu KL per tahun, hanya menaikkan bauran EBT sebesar 2%.

"Tadi saya sampaikan bahwa kita bicara dari Perpres saja kita harus menyiapkan lahan baru 700 ribu Ha sampai dengan tahun 2028-2030 dimana untuk pangan saja kita harus bisa memenuhi kebutuhan gula baik untuk konsumsi dan untuk industri," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 100 SPBU Pertamina Ternyata Sudah Jualan BBM Baru

Read Entire Article
| | | |