Risiko Meminjamkan Uang ke Teman dan Cara Bijak Menolaknya

10 hours ago 5
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Meminjamkan uang ke keluarga atau teman dekat sering dianggap bentuk kepedulian. Namun, pakar keuangan memperingatkan bahwa keputusan ini justru kerap berujung kerugian finansial dan konflik hubungan, terutama jika tidak disertai perhitungan matang.

Banyak Pinjaman ke Orang Terdekat Tak Kembali

Survei CreditCards.com yang dikutip American Association of Retired Persons (AARP) menunjukkan 42% orang yang meminjamkan uang tidak mendapatkan kembali dana mereka. Sekitar setengah responden dari generasi Baby Boomer dan Gen X mengaku mengalami pengalaman buruk akibat meminjamkan uang ke orang terdekat.

Direktur Five Pathways Financial, Nate Towers, menyebut kesalahan paling umum adalah menganggap pinjaman pasti dilunasi. Menurutnya, siapa pun yang memberi pinjaman harus siap dengan kemungkinan terburuk: uang tidak kembali.

Hubungan Keluarga Bisa Ikut Rusak

Masalah keuangan sering berubah menjadi konflik personal. Lebih dari seperempat responden survei menyatakan hubungan mereka memburuk setelah meminjamkan uang.

Perencana keuangan bersertifikat Matthew Argyle mengingatkan, sebelum memberi pinjaman, seseorang perlu mempertimbangkan apakah ia siap kehilangan uang tanpa kehilangan hubungan. Jika tidak, risikonya terlalu besar.

Jangan Gunakan Dana Darurat dan Tabungan Pensiun

Ahli keuangan menegaskan, pinjaman sebaiknya hanya diberikan dari dana yang benar-benar siap hilang. Dana darurat dan tabungan pensiun seharusnya tidak digunakan.

Menurut Towers, membantu orang lain dengan mengorbankan keamanan finansial sendiri justru bisa menimbulkan masalah jangka panjang, terutama menjelang masa pensiun.

Penting Membuat Perjanjian Tertulis

Meski melibatkan keluarga, kesepakatan tertulis tetap diperlukan. Dokumen sederhana seperti surat pernyataan utang yang memuat jumlah pinjaman, jadwal pembayaran, dan ketentuan jika terjadi keterlambatan.

Perjanjian tertulis membantu mencegah kesalahpahaman dan menjadi bukti jika muncul persoalan hukum atau pajak.

Jika Tidak Bisa Meminjamkan Uang

Menolak memberi pinjaman tidak berarti tidak peduli. Pakar keuangan menyarankan menawarkan bantuan lain, seperti membantu mencari solusi keuangan, menyusun anggaran, atau dukungan non-tunai.

Menjadi penjamin pinjaman juga perlu kehati-hatian, karena tanggung jawab utang bisa beralih sepenuhnya jika peminjam gagal membayar.

Cara Menolak dengan Bijak

Permintaan pinjaman dari teman tidak selalu bisa dipenuhi. Dalam konteks ini, menolak pinjaman adalah keputusan yang sah dan wajar, asalkan disampaikan secara bijak, jelas, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Berikut langkah-langkah yang dikutip dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

1. Minta Waktu untuk Pertimbangan

Saat pertama kali diminta pinjaman, Anda tidak wajib langsung menjawab. Meminta waktu memberi ruang untuk:

  • Mengecek rekam jejak teman terkait pinjaman

  • Menilai kondisi keuangan pribadi

  • Menghindari keputusan emosional di bawah tekanan

Langkah ini membantu Anda berpikir jernih sebelum menentukan sikap.

2. Tanyakan Tujuan Pinjaman

Mengetahui tujuan penggunaan dana adalah hal penting. Pinjaman untuk kebutuhan mendesak tentu berbeda risikonya dibanding kebutuhan konsumtif yang tidak prioritas.

Jawaban teman Anda dapat menjadi bahan pertimbangan apakah permintaan tersebut masuk akal dan bertanggung jawab.

3. Sampaikan Alasan Secara Tegas dan Logis

Anda berhak menolak tanpa harus membuka detail kondisi keuangan pribadi. Alasan sederhana dan tegas sudah cukup, misalnya:

"Maaf, saat ini saya tidak bisa meminjamkan uang karena alasan pribadi."

Jika sudah berkeluarga, alasan perencanaan keuangan rumah tangga juga bisa digunakan, tanpa perlu perdebatan panjang.

4. Hindari Memberi Harapan atau Janji

Ucapan seperti "nanti setelah gajian" atau "kalau ada sisa" justru menciptakan harapan baru. Jika sejak awal Anda ragu bisa membantu, lebih baik menolak dengan jelas daripada memberi janji yang berpotensi menjadi masalah di kemudian hari.

5. Tegaskan Prinsip Pribadi

Jika Anda memang tidak ingin ada urusan utang dalam pertemanan, sampaikan bahwa Anda tidak meminjamkan uang kepada siapa pun. Prinsip yang konsisten justru mengurangi potensi sakit hati karena tidak bersifat personal. Bagaimana jika pinjaman yang sudah terlanjur diberikan?

  • Dibatasi jumlahnya

  • Dianggap sebagai dana yang siap tidak kembali

  • Disertai perjanjian atau kesepakatan pelunasan yang jelas

Sikap tegas sejak awal jauh lebih aman dibanding menagih di kemudian hari.

(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |