Jakarta, CNBC Indonesia - Data terbaru 2024 menunjukkan, sejumlah negara anggota Uni Eropa memiliki tingkat penolakan visa Schengen yang jauh lebih tinggi dibanding yang lain. Visa Schengen adalah visa yang memungkinkan pemegangnya untuk berpergian ke 29 negara Uni Eropa yang tergabung dalam Wilayah Schengen, tanpa harus mengurus visa terpisah untuk masing-masing negara.
Melansir Economic Times, Jumat (13/6/2025), negara-negara ini dikenal menerapkan proses verifikasi yang ketat, terutama terhadap pelamar dari negara berkembang atau pemohon yang belum pernah bepergian ke Eropa sebelumnya. Berikut 10 negara Schengen yang paling mungkin menolak aplikasi visa, menurut data resmi:
1. Malta - Tingkat Penolakan: 38,5%
Malta mencatat tingkat penolakan visa tertinggi tahun 2024. Dari 45.578 aplikasi, sebanyak 16.905 permohonan ditolak. Kapasitas pemrosesan yang terbatas dan prosedur seleksi yang ketat membuat Malta jadi salah satu negara paling sulit ditembus.
2. Estonia - 27,2%
Estonia menolak lebih dari 3.200 permohonan visa pada 2024. Aplikasi dari negara seperti Mesir, UEA, dan India tercatat paling sering ditolak. Kedutaan Estonia dikenal sangat teliti terhadap pelamar perdana yang belum memiliki riwayat perjalanan kuat atau dokumen keuangan yang meyakinkan.
3. Belgia - 24,6%
Dari total 255.000 aplikasi, lebih dari 60.000 visa ke Belgia ditolak. Sebagai markas besar Uni Eropa dan NATO, Belgia menjadi salah satu negara paling banyak diminati. Namun banyak permohonan ditolak karena dokumen tak lengkap atau alasan perjalanan yang tidak jelas.
4. Slovenia - 24,5%
Dengan volume aplikasi lebih rendah, Slovenia tetap mencatat tingkat penolakan yang tinggi. Sekitar 4.400 permohonan ditolak pada 2024. Masalah umum meliputi asuransi perjalanan yang tidak lengkap, pemesanan hotel yang belum final, dan itinerary yang meragukan.
5. Swedia - 24%
Kedutaan Swedia menolak hampir 45.000 permohonan. Negara ini dikenal menerapkan pemeriksaan menyeluruh dan meminta pelamar menunjukkan ikatan kuat dengan negara asal. Permohonan dari negara dengan kondisi politik atau ekonomi yang tidak stabil lebih berisiko ditolak.
6. Denmark - 23,7%
Dari 132.158 aplikasi, Denmark menolak lebih dari 31.000 permohonan. Penolakan umumnya disebabkan oleh dokumen yang meragukan atau tujuan perjalanan yang dinilai tidak jelas. Tingkat penolakan tinggi tercatat dari pelamar asal Pakistan, Iran, dan Maroko.
7. Kroasia - 19,3%
Sebagai anggota baru Schengen, Kroasia masih menyempurnakan sistem visanya. Tahun lalu, negara ini menerima lebih dari 42.000 permohonan dan menolak sekitar 8.000 di antaranya. Alasan umum penolakan termasuk dokumen tidak lengkap atau bukti keuangan tidak memadai.
8. Polandia - 17,2%
Polandia mulai populer di kalangan pelajar dan pencari kerja. Namun dari lebih dari 111.000 aplikasi, sebanyak 19.277 ditolak. Pemerintah setempat kini lebih teliti memeriksa dokumen finansial dan rencana perjalanan.
9. Prancis - 15,8%
Meski hanya berada di peringkat sembilan dalam hal persentase penolakan, Prancis mencatat jumlah penolakan tertinggi secara absolut sebesar 481.139 aplikasi ditolak dari hampir 3 juta permohonan. Banyak kasus terjadi karena kesalahan dokumen atau alasan perjalanan yang dianggap tidak meyakinkan.
10. Republik Ceko - 15,8%
Ceko menolak lebih dari 23.700 dari total 150.000 aplikasi. Penolakan banyak terjadi akibat formulir yang tidak lengkap, kurangnya bukti pemesanan penerbangan dan hotel, hingga tidak adanya asuransi perjalanan. Pelamar pertama kali mendapat pengawasan lebih ketat.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]