Jakarta CNBC Indonesia - Sepanjang perjalanan sejarah modern, dunia sudah berulang kali diguncang tragedi besar yang menelan korban jutaan jiwa. Dari perang dunia yang melibatkan puluhan negara, sampai rezim politik yang menindas rakyatnya sendiri, catatan sejarah seakan penuh dengan luka yang sulit untuk dilupakan.
Setiap peristiwa bukan hanya soal angka korban, tapi juga gambaran nyata betapa rapuhnya peradaban manusia ketika ambisi kekuasaan, ideologi, atau konflik politik berbenturan. Di balik angka-angka itu, ada kisah jutaan keluarga yang kehilangan orang tercinta, ada generasi yang hilang, dan ada bangsa terporak porandakan.
Yang lebih ironis, banyak dari tragedi ini sebenarnya bisa dihindari. Namun sejarah menunjukkan, ketika diplomasi gagal dan kekuasaan buta mata, maka rakyatlah yang paling menanggung akibatnya. Mulai dari Perang Dunia hingga kelaparan akibat kebijakan politik yang salah arah, dampaknya terasa sampai hari ini.
Berikut adalah 10 peristiwa paling brutal sepanjang sejarah modern, yang menjadi pengingat betapa mahalnya harga sebuah konflik.
1. Perang Dunia II
Perang Dunia II tercatat sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah modern. Perang ini bermula pada 1 September 1939 ketika Jerman Nazi di bawah Adolf Hitler menginvasi Polandia. Langkah itu memicu Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman, yang kemudian menyeret hampir seluruh negara besar dunia ke dalam pusaran konflik termasuk Amerika Serikat.
Seiring berjalannya waktu, perang berkembang menjadi konflik global. Di Eropa, pasukan Jerman menduduki sebagian besar wilayah hingga akhirnya terhenti di Stalingrad setelah perlawanan sengit Uni Soviet.
Di Asia, Jepang menyerang Pearl Harbor pada 1941 yang membuat Amerika Serikat resmi masuk ke medan perang.
Total korban jiwa Perang Dunia II diperkirakan mencapai 66 juta orang, termasuk dari Tragedi kemanusiaan paling kelam dalam perang ini adalah Holocaust, ketika rezim Nazi membantai lebih dari 6 juta orang Yahudi.
Serta tragedi pembantaian Nanjing oleh tentara Jepang yang menewaskan ratusan ribu warga sipil.
Hingga, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945, menewaskan lebih dari 200 ribu orang dalam hitungan hari.
2. Era Mao Zedong
Mao Zedong dikenal sebagai pendiri Republik Rakyat China sekaligus tokoh revolusi yang berhasil mengusir Kuomintang ke Taiwan pada 1949. Namun, di balik citra sebagai bapak bangsa, era kepemimpinannya justru menjadi salah satu periode paling kelam dalam sejarah modern.
Program yang paling kontroversial adalah Great Leap Forward pada 1958-1962. Mao berambisi untuk mengubah ekonomi agraris menjadi negara industri dengan cara percepatan produksi baja dan kolektivisasi pertanian.
Namun, kebijakan ini gagal total. Sistem pertanian komunal justru membuat hasil pangan anjlok, sementara laporan palsu pejabat lokal membuat pemerintah pusat buta terhadap kenyataan di lapangan.
Akibatnya, kelaparan besar terjadi, menewaskan sedikitnya 30 juta orang dalam salah satu bencana kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah.
Setelah itu, Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan pada 1966-1976 untuk membersihkan China dari pengaruh kapitalis dan feodal. Mulai dari kaum intelektual, pejabat pemerintah, hingga guru dan pelajar menjadi target Mao.
Meski Mao tetap diagungkan oleh sebagian rakyat sebagai tokoh revolusi China, sejarah mencatat pemerintahannya sebagai salah satu rezim paling brutal yang menelan korban sekitar 40 juta jiwa.
3. Era Joseph Stalin
Joseph Stalin naik ke tampuk kekuasaan setelah wafatnya Vladimir Lenin pada 1924. Ia berhasil mengalahkan rival-rival politiknya dalam perebutan kendali Partai Komunis, dan sejak akhir 1920-an mulai memimpin Uni Soviet dengan tangan besi.
Salah satu kebijakan paling brutal Stalin adalah kolektivisasi pertanian. Stalin memaksa jutaan petani kecil untuk menyerahkan tanah mereka untuk digabungkan ke dalam pertanian kolektif negara. Bagi meereka yang menolak akan langsung ditangkap, diasingkan, atau bahkan dieksekusi mati.
Kebijakan ini memicu bencana kelaparan, terutama di Ukraina pada awal 1930-an, yang dikenal sebagai Holodomor. Jutaan orang meninggal akibat kelaparan yang sebenarnya bisa dicegah, namun dibiarkan demi kepentingan politik.
Selain itu, Stalin melancarkan Great Purge pada 1936, yakni sebuah kampanye pembersihan terhadap siapa saja yang dianggap musuh politik.
Meskipun rezimnya berhasil membangun industri berat dan membawa Uni Soviet menjadi salah satu kekuatan besar dunia, harga yang dibayar sangatlah tinggi. Rezim Stalin merenggut nyawa sekitar 20 juta orang.
4. Perang Dunia I
Perang Dunia I dikenal sebagai The Great War, menjadi perang besar pertama di era modern. Semua berawal dari terbunuhnya Archduke Franz Ferdinand dari Austria di Sarajevo, yang memicu reaksi berantai antar aliansi di Eropa. Dalam waktu singkat, dunia langsung terseret ke dalam perang panjang.
Di front Barat, tentara yang mayoritas masih berusia sangat muda harus bertahan di parit-parit becek sambil dihujani artileri, gas beracun, dan senapan mesin. Pertempuran di Somme dan Verdun saja menewaskan ratusan ribu orang hanya dalam hitungan minggu. Secara keseluruhan, sekitar 15 juta jiwa melayang dalam perang ini
5. Perang Saudara Rusia
Setelah Revolusi Bolshevik 1917, Rusia bukannya tenang justru terjerumus ke perang saudara. Tentara Merah yang notabennya komunis berhadapan dengan Tentara Putih yang anti-komunis, ditambah intervensi asing dari negara-negara Barat.
Perang ini brutal, bukan hanya karena pertempuran, tapi juga kelaparan besar dan wabah penyakit. Mulai dari wabah tifus, flu, hingga kekurangan pangan sampai membunuh jauh lebih banyak orang dibandingkan perang. Dalam dua tahun saja, sekitar 9 juta nyawa hilang.
6. Perang Saudara China
China mengalami perang saudara berkepanjangan antara Kuomintang atau kelompok nasionalis dan Partai Komunis. Pertarungan ini sempat berhenti ketika Jepang menginvasi, tapi begitu Jepang kalah, konflik kembali membara.
Pertempuran yang melelahkan ini membuat jutaan orang kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan. Total korban mencapai 7 juta jiwa, sebuah angka mencengangkan untuk perang internal.
7. Perang Vietnam
Perang Vietnam menjadi ukuran panasnya era Perang Dingin dahulu. Vietnam Utara yang adalah komunis mendapat dukungan Uni Soviet dan Tiongkok, sementara Vietnam Selatan ditopang penuh oleh Amerika Serikat.
Perang gerilya yang melelahkan, bombardir besar-besaran, hingga tragedi My Lai menjadi bagian kelam dari konflik ini. Lebih dari 4,2 juta orang tewas, termasuk jutaan warga sipil.
Selain meninggalkan luka bagi rakyat Vietnam, perang ini juga menghantui masyarakat Amerika. Hingga kini, Perang Vietnam dianggap salah satu kegagalan terbesar intervensi militer AS.
8. Perang Kongo II
Banyak yang menyebut konflik ini sebagai Great African War karena melibatkan sembilan negara sekaligus. Intinya pada perang ini terjadi perebutan sumber daya alam di Kongo, dari berlian hingga kobalt.
Yang paling tragis, mayoritas korban bukan karena pertempuran, melainkan kelaparan, penyakit, dan kekerasan milisi. Perang ini menelan korban skitar 3,8 juta orang hanya dalam waktu empat tahun.
9. Korea Utara
Di bawah dinasti Kim, Korea Utara tumbuh sebagai salah satu negara paling tertutup di dunia. Tekanan politik, kamp kerja paksa, dan kebijakan ekonomi yang gagal membuat rakyat hidup dalam penderitaan panjang.
Puncaknya terjadi pada 1990-an ketika kelaparan hebat melanda Korea Utara. Diperkirakan sekitar 3 juta orang meninggal akibat kelaparan dan represi negara.
10. Perang Korea
Perang Korea meletus ketika Korea Utara menyerang Korea Selatan pada 1950. Amerika Serikat dan PBB langsung mendukung Seoul, sementara China ikut turun tangan membantu Pyongyang.
Pertempuran di semenanjung Korea ini berlangsung sengit, hingga kota demi kota hancur, dan sampai menelan korban jiwa sekitar 3 juta orang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)