3 Saham Ini Layak Dilirik Sebelum Liburan Datang, Bisa Tambah Cuan!

2 hours ago 1

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

22 December 2025 11:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sepanjang pekan lalu, meski begitu masih ada beberapa saham menarik dilirik untuk trading jangka pendek.

Sampai penutupan pekan lalu, Jumat (19/12/2025), IHSG terkoreksi 8,64 poin atau turun 0,10% dalam sehari ke level 8.609,55. Penyusutan harian tersebut membuat gerak indeks keseluruhan saham di bursa dalam seminggu juga melemah lebih dalam 0,59%.

IHSG mulai membaik pada hari ini, Senin (22/12/2025) dengan menguat 0,32% pada pukul 09.25 WIB ke 8.634,6. Namun, ancaman pelemahan tetap ada.

Secara teknikal, pergerakan IHSG pada pekan lalu ditutup di bawah garis rata-rata pergerakan MA5 dan MA20 harian. Indikator MACD menunjukkan tren negatif yang kian melebar, sementara Stochastic RSI bergerak melemah di zona oversold, namun belum memberikan sinyal pembalikan arah yang jelas.

Dengan kondisi tersebut, indeks berpeluang menguji area support di kisaran 8.500, dengan level pivot berada di sekitar 8.600. Adapun area resistance terdekat diperkirakan berada pada level 8.700.

Dari sisi sentimen domestik, tekanan datang dari kinerja penjualan mobil nasional yang tercatat turun 0,8% secara tahunan menjadi 74.252 unit pada November 2025. Meski masih terkontraksi, laju penurunan ini relatif membaik dibandingkan Oktober 2025 yang mencatatkan penurunan 4,4% secara tahunan.

Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga November 2025, total penjualan mobil mencapai sekitar 710 ribu unit, atau turun sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi kebijakan, pemerintah mengindikasikan tidak akan melanjutkan insentif kendaraan listrik pada 2026, sebagai upaya mendorong produsen otomotif memperkuat investasi dan membangun fasilitas produksi di dalam negeri.

Sementara itu, dari eksternal, sentimen pasar turut dipengaruhi keputusan Bank of Japan yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0,75 persen, level tertinggi dalam tiga dekade terakhir. Kenaikan ini menjadi yang kedua sepanjang 2025, setelah penyesuaian suku bunga sebelumnya dilakukan pada Januari tahun yang sama.

Meskipun IHSG masih tergolong rentan bergerak di zona merah dalam jangka pendek, peluang terjadinya Santa Claus rally tetap terbuka.

Secara historis, dalam satu dekade terakhir, probabilitas penguatan pasar pada periode akhir tahun mencapai sekitar 80 persen. Pola musiman ini kerap ditopang oleh perbaikan sentimen, window dressing, serta rotasi portofolio menjelang penutupan tahun buku.

Dengan latar belakang tersebut, pasar masih menyimpan peluang selektif, khususnya pada saham-saham tertentu yang dinilai relatif menarik untuk dicermati. Kami mencatat setidaknya terdapat tiga saham yang layak masuk dalam radar pemantauan :

BMRI

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kami nilai mulai menarik untuk dilirik. Area akumulasi berada di kisaran harga 5.100 hingga 5.175, dengan target pergerakan jangka pendek menuju level 5.300 yang sekaligus menjadi area resistance terdekat.

Adapun level support berada di 5.100, sehingga investor perlu waspada apabila harga menembus area tersebut karena berpotensi membuka ruang koreksi lanjutan. Manajemen risiko dapat ditempatkan dengan stop loss di level 4.900.

Pergerakan BMRI sepanjang satu tahun terakhir masih relatif tertinggal dibandingkan saham konglomerat yang sudah naik kencang. Kondisi ini membuat BMRI berpeluang kembali dilirik pada periode window dressing, mengingat saham bank berkapitalisasi besar kerap menjadi konstituen utama indeks dan portofolio reksa dana. Tidak menutup kemungkinan manajer investasi melakukan penyesuaian portofolio dengan meningkatkan eksposur pada saham ini menjelang akhir tahun.

MYOR

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga menarik untuk strategi trading buy. Area masuk berada di rentang 2.110 hingga 2.190, dengan target harga di level 2.230 yang menjadi resistance terdekat.

Support jangka pendek terpantau di 2.110, sehingga perlu diantisipasi risiko penurunan apabila level ini ditembus, dengan stop loss direkomendasikan di 1.995.

Dari sisi sentimen, MYOR memiliki keterkaitan erat dengan sektor konsumsi, yang secara musiman cenderung mendapat perhatian lebih pada akhir tahun seiring peningkatan aktivitas belanja. Faktor ini berpotensi menjadi katalis pendukung pada momentum window dressing, terutama bagi pelaku pasar yang mencari saham defensif dengan eksposur langsung ke konsumsi domestik.

JSMR

Terakhir, ada saham emiten jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga layak dicermati dengan strategi trading buy. Area akumulasi berada di kisaran 3.400-3.450, dengan target pergerakan menuju area resistance di level 3.600.

Adapun level support terdekat berada di 3.340, sehingga pelaku pasar perlu mencermati potensi pelemahan lanjutan apabila harga bergerak di bawah area tersebut. Manajemen risiko dapat ditempatkan dengan stop loss di bawah level 3.250 atau dengan toleransi risiko sekitar 5%.

Dari sisi sentimen, JSMR berpotensi mendapat dorongan dari faktor musiman akhir tahun, seiring meningkatnya arus lalu lintas pada periode libur Natal dan Tahun Baru yang berimplikasi positif terhadap pendapatan tol.

Selain itu, sebagai saham BUMN berkapitalisasi besar dan konstituen sejumlah indeks, JSMR juga kerap menjadi sasaran penyesuaian portofolio pada fase window dressing. Kombinasi sentimen musiman dan posisi teknikal tersebut membuat JSMR menarik untuk dipantau dalam jangka pendek, dengan tetap memperhatikan volatilitas pasar secara keseluruhan.

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |