45 Negara Paling Berpendidikan di Dunia, RI Masuk Gak Ya?

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Pendidikan tinggi telah menjadi simbol kemajuan ekonomi dan sosial di banyak negara. Menurut laporan Education at a Glance 2025 dari OECD yang dirilis Visual Capitalist, Kanada kembali menempati posisi teratas sebagai negara dengan populasi paling berpendidikan di dunia, dengan 64,7% penduduk dewasa memiliki gelar universitas atau setara.

Fenomena ini bukan kebetulan. Kanada, Irlandia, dan Korea Selatan tiga besar dunia -dikenal memiliki sistem pendidikan yang masif dalam mendanai akses ke perguruan tinggi. Negara-negara ini menjadikan pendidikan sebagai fondasi ekonomi berbasis pengetahuan yang mampu mendorong produktivitas dan inovasi.

Sementara itu, di Eropa Barat, model pendidikan yang lebih seimbang terlihat di negara seperti Jerman dan Austria. Meski persentase warganya yang bergelar sarjana relatif lebih rendah, sekitar 34%, kedua negara itu justru menonjol lewat pendidikan vokasional yang kuat dan link erat antara industri dan pelatihan teknis.

Amerika Serikat berada di posisi kedelapan dengan 50,7% warga berpendidikan universitas. Angka ini menurun dibandingkan dekade lalu, tetapi AS masih menjadi magnet global untuk pendidikan tinggi, dengan 5 dari 10 universitas terbaik dunia berlokasi di sana.

Di Asia, Korea Selatan tampil paling menonjol di urutan ketiga, disusul Jepang di posisi ke-32 dan Tiongkok di posisi ke-44. Negara Asia Timur ini memperlihatkan pola yang kontras-di mana tekanan akademik tinggi di Korea berbanding terbalik dengan sistem vokasional yang baru berkembang di Tiongkok.

Laporan OECD juga menunjukkan bahwa negara-negara Nordik seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia berhasil menyeimbangkan kualitas pendidikan tinggi dengan akses yang merata. Finlandia, meski "hanya" peringkat ke-19, dikenal sebagai model sistem pendidikan paling adil di dunia.

Indonesia sendiri berada di posisi ke-40 dari 45 negara, dengan 22,1% penduduk usia kerja yang memiliki gelar universitas. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata OECD, yang mencapai 39%.

Sebagian besar populasi Indonesia masih berhenti di jenjang SMA (30,4%), dan hampir separuh belum menamatkan pendidikan menengah.

Sebagian besar angkatan kerja Indonesia masih berhenti di pendidikan dasar atau menengah. Menurut data BPS Februari 2025, hanya sekitar 12,8% pekerja yang lulusan diploma atau sarjana. Sementara lulusan SD dan SMP masih mengisi lebih dari setengah tenaga kerja formal dan informal di Indonesia.

Apakah ini tanda kegagalan? Tidak sepenuhnya. Tapi ini jelas sinyal bahwa akselerasi pendidikan tinggi masih belum merata. Terutama jika kita bicara soal konektivitas digital, vokasi, hingga akses ke kampus di luar Jawa.

Yang perlu diingat memiliki banyak sarjana tidak otomatis membuat suatu negara unggul. Kuncinya bukan hanya di ijazah, tapi di relevansi ilmu, akses yang merata, dan kesiapan beradaptasi dengan dunia kerja yang terus berubah.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
| | | |