Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
25 December 2025 17:10
Jakarta, CNBC Indonesia- Di dapur Indonesia, daun-daunan ini nyaris tak pernah dihitung sebagai komoditas. Ia sekadar pembungkus nasi, pewangi masakan, atau tanaman pagar di pekarangan. Tetapi di luar negeri, daun-daun yang sama telah berubah menjadi barang dagang bernilai dolar, masuk ke industri pangan sehat, farmasi, kosmetik, hingga dekorasi gaya hidup.
Beragam jenis daun asal RI kini melintasi benua, dari kelor yang dijuluki miracle tree, pisang yang jadi dekorasi tropis di Eropa, hingga salam yang diburu Jepang karena khasiat antibakterinya.
Laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ekspor daun-daunan asal RI mencatatkan kisah beragam ada yang meroket ribuan persen, ada yang bertahan di pasar loyal, ada pula yang tertekan akibat persaingan global.
Tetapi, dunia semakin melirik bahan alami yang lahir dari tanah Nusantara.
1. Kelor, dari Tanaman Pagar ke Superfood Global
Daun kelor adalah kisah sukses paling dramatis. Dari nilai ekspor yang nyaris tak terlihat, hanya US$9.893 pada 2019 komoditas ini melejit menjadi US$1,15 juta pada 2024. Kenaikannya menembus 11.500%, dengan volume yang melonjak dari 1,5 ton menjadi 931 ton.
China dan Malaysia menjadi pasar utama. Bagi China, kelor adalah bahan baku industri nutraceuticals dan suplemen kesehatan. Di Malaysia, ia masuk ke obat tradisional dan pangan fungsional. Tantangan terbesar kini bukan lagi mencari pembeli, melainkan menjaga kualitas, konsistensi, dan sertifikasi agar bisa bertahan di rantai pasok global.
Kandungan protein, kalsium, zat besi, serta vitamin A, C, dan E menjadikan kelor bukan sekadar daun, melainkan simbol bagaimana "tanaman kampung" bisa naik kelas menjadi komoditas strategis.
2. Daun Pisang, dari Bungkus Nasi ke Gaya Hidup Tropis Dunia
Di pasar Barat, daun pisang tidak lagi dilihat sebagai limbah kebun. Di Amerika Serikat dan Inggris, satu tangkai bisa dijual US$3,5 hingga US$5, bukan hanya untuk membungkus makanan tradisional seperti tamales atau poisson cru, tetapi juga sebagai dekorasi acara bertema tropis dan ramah lingkungan.
Thailand menjadi importir terbesar dari Indonesia, dengan volume 38,2 ton pada 2024, disusul Inggris dan Vietnam. Nilai ekspor ke Inggris saja sudah menembus US$123 ribu. Di era ketika plastik mulai ditinggalkan, daun pisang menemukan momentum baru sebagai simbol gaya hidup hijau.
3. Daun Salam, Kaya Khasiat
Secara ilmiah, daun salam terbukti mampu menghambat spora Bacillus cereus, salah satu penyebab utama keracunan makanan. Namun di pasar ekspor, kinerjanya justru melemah. Nilai ekspor turun dari puncak US$301 ribu pada 2021 menjadi hanya US$123 ribu pada 2024, dengan volume menyentuh titik terendah enam tahun.
Jepang menjadi satu-satunya jangkar yang masih kuat, menyerap lebih dari separuh nilai ekspor nasional dan mencatat kenaikan 63,7% secara tahunan. Masalahnya, Indonesia masih menjual salam dalam bentuk daun kering utuh, bukan sebagai ekstrak atau produk bernilai tambah.
4. Thyme Tropis dari Indonesia
Thyme identik dengan dapur Mediterania, tetapi Indonesia mulai masuk sebagai pemasok alternatif. Pada 2024, ekspor thyme mencapai US$123 ribu, dengan Jepang sebagai pembeli utama, diikuti Korea Selatan dan Belanda.
Keunggulan thyme Indonesia justru lahir dari iklim tropis, yang memberi profil rasa dan aroma lebih kuat. Di industri kuliner, kosmetik, dan produk antibakteri, diferensiasi semacam ini bernilai tinggi.
5. Kayu Putih, Warisan Maluku yang Belum Maksimal
Daun kayu putih adalah tulang punggung minyak kayu putih, produk penghangat dan antiseptik yang sudah melekat dalam keseharian Indonesia. Produksinya sempat mencapai 67 ribu ton pada 2021, sebelum turun tajam menjadi 42 ribu ton pada 2023 akibat cuaca ekstrem dan kendala logistik.
Ekspornya masih kalah jauh dari China, tetapi pasar Malaysia, Singapura, dan Jepang sudah terbuka. Dengan peningkatan teknologi distilasi dan standar mutu, daun kayu putih Indonesia bisa naik kelas dari komoditas tradisional menjadi produk industri global.
6. Daun Belimbing dan Kejutan dari Karibia
Komoditas paling tak terduga justru datang dari daun belimbing. Pada 2024, ekspornya melonjak 1.058% menjadi US$62,5 ribu. Republik Dominika-negara yang hampir tak pernah muncul dalam peta dagang Indonesia-mendadak menyerap 6 ton senilai US$52,9 ribu.
Khasiat daun belimbing sebagai antioksidan dan penurun tekanan darah membuatnya mulai dilirik pasar nontradisional. Tantangan berikutnya adalah memastikan pasokan berkelanjutan.
7. Daun Jeruk, Aroma Asia yang Tertekan Kompetisi
Daun jeruk adalah identitas dapur Asia Tenggara, tetapi di pasar ekspor posisinya melemah. Nilai ekspor Indonesia turun dari US$4,78 juta pada 2019 menjadi US$3,26 juta pada 2024. Malaysia dan Jepang masih menjadi pasar terbesar, tetapi tekanan datang dari Thailand dan Vietnam, serta dari standar residu pestisida yang makin ketat di Jepang dan Uni Eropa.
Peta ekspor daun-daunan RI memperlihatkan potensi besar sekaligus tantangan yang nyata. Tren kenaikan permintaan global terhadap bahan alami memberi ruang bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar selain lewat volume, juga lewat inovasi nilai tambah misalnya pengolahan menjadi ekstrak, minyak esensial, atau produk siap konsumsi. Daya saing tidak akan terjaga tanpa konsistensi kualitas, sertifikasi yang sesuai standar negara tujuan, serta strategi diversifikasi pasar. Pasar tradisional seperti Malaysia, Jepang, dan China memang memberi fondasi stabil, tetapi penetrasi ke Eropa, Amerika, dan kawasan nontradisional seperti Karibia dapat menjadi motor pertumbuhan baru.
(emb/emb)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






