Alarm untuk Investor: Harga Emas Hampir Sentuh Rekor Tertinggi 2 Bulan

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali mencatatkan kenaikan, meskipun kenaikannya terbatas, seiring kemajuan pembicaraan damai Ukraina, dan menantikan data pekerjaan dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan hari ini Selasa (16/12/2025) hingga pukul 06.58 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,04% di posisi US$4.303,85 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Senin (15/12/2025), harga emas dunia naik sangat tipis 0,001% di level US$4.302,19 per troy ons. Harga emas sempat mengalami kenaikan hingga US$4.350,10 per troy ons sebelum akhirnya ditutup menguat lebih rendah. Kenaikan ini memperpanjang tren positif emas dengan menguat selama empat lima hari beruntun.

Harga penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 20 Oktober atau hampir dua bulan.

Harga emas spot memangkas kenaikan sebelumnya pada perdagangan Senin menyusul kemajuan dalam pembicaraan penting antara pejabat AS dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang bertujuan untuk mengakhiri perang, sementara para pedagang menunggu data pekerjaan AS yang penting.

Kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina tampaknya meredam permintaan emas sebagai aset safe-haven, menurut analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Ia menambahkan bahwa emas juga berada di bawah tekanan dari aksi ambil untung dan likuidasi selama seminggu, karena beberapa pedagang yang membeli kontrak berjangka sebelumnya sekarang menjual.

Utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan "banyak kemajuan telah dicapai dalam pembicaraan Ukraina," sementara seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa kedua pihak telah bergerak lebih dekat untuk mempersempit perbedaan antara Rusia dan Ukraina.

Para pelaku pasar saat ini tengah menanti laporan penggajian non-pertanian AS dan data ritel, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Selasa, untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur kebijakan The Federal Reserve.

Pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 78% pada Januari 2026.

Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai aset safe-haven, cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Read Entire Article
| | | |