Anggota DPR dari Demokrat Ditembak Mati, Polisi Temukan 70 Target Lain

16 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai petugas polisi membunuh seorang anggota DPR Negara Bagian Minnesota dari Partai Demokrat, Melissa Hortman, dan suaminya pada Sabtu (14/6/2025) waktu setempat dalam serangan yang diduga sebagai aksi pembunuhan bermotif politik. Serangan itu juga melukai seorang senator negara bagian lainnya, John Hoffman, serta istrinya.

Gubernur Minnesota Tim Walz menyebut insiden ini sebagai "tindakan kekerasan politik yang ditargetkan." Pihak kepolisian dan FBI tengah memburu tersangka yang diketahui bernama Vance Luther Boelter (57), yang melarikan diri dengan berjalan kaki setelah melepaskan tembakan ke arah polisi dan meninggalkan kendaraan berisi dokumen penting.

Dalam konferensi pers, Kepala Biro Investigasi Kriminal Minnesota (BCA), Drew Evans, mengungkapkan bahwa kendaraan pelaku yang menyerupai mobil polisi berisi "manifesto" serta daftar lebih dari 70 nama, termasuk penyedia layanan aborsi dan pejabat publik dari Minnesota maupun negara bagian lain.

Menurut laporan CNN dan ABC News, daftar tersebut memuat nama-nama pejabat Demokrat terkemuka, seperti Gubernur Tim Walz, Anggota DPR Ilhan Omar, Senator Tina Smith, dan Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison.

Evans menyebut Boelter sebagai orang yang "bersenjata dan berbahaya", serta diyakini masih berada di wilayah Minneapolis-St. Paul.

"Masih terlalu dini untuk menentukan motif pasti, namun indikasi yang kami temukan mengarah pada kekerasan bermotif politik," jelasnya, dilansir Reuters.

Catatan publik dan unggahan online menunjukkan bahwa Boelter memiliki keterkaitan dengan beberapa organisasi keagamaan evangelis dan mengklaim dirinya sebagai pakar keamanan dengan pengalaman di Jalur Gaza dan Afrika. Ia juga mengaku pernah bekerja di sejumlah perusahaan layanan makanan.

Pihak kepolisian masih menelusuri semua jejak digital dan koneksi pelaku, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan gerakan "No Kings" yang melakukan protes nasional terhadap kebijakan mantan Presiden Donald Trump.

Kendati demikian, Kepala Patroli Negara Bagian Minnesota, Kolonel Christina Bogojevic, menegaskan bahwa pelaku tidak memiliki kaitan langsung dengan unjuk rasa tersebut.

Dua Serangan dalam Satu Malam

Gubernur Walz mengatakan bahwa penyerang pertama kali menyatroni rumah Senator John Hoffman di Champlin sekitar pukul 02.00 dini hari. Hoffman dan istrinya ditembak beberapa kali dan kini sedang menjalani perawatan pascaoperasi. Walz menyatakan harapannya bahwa keduanya dapat selamat dari "percobaan pembunuhan" tersebut.

Beberapa jam kemudian, pelaku melanjutkan aksinya ke rumah Hortman dan suaminya, Mark, di Brooklyn Park, hanya sekitar delapan kilometer dari lokasi pertama. Polisi yang tiba di lokasi melihat seseorang yang mengenakan seragam polisi lengkap - rompi, taser, lencana - keluar dari rumah korban dan langsung menembaki petugas.

Pelaku sempat terlibat baku tembak dan melarikan diri ke dalam rumah sebelum akhirnya kabur meninggalkan tempat kejadian.

Kepala Kepolisian Brooklyn Park, Mark Bruley, mengungkapkan bahwa tindakan cepat seorang sersan polisi yang menduga keterkaitan antara dua lokasi membuat petugas segera melakukan pengecekan ke rumah Hortman, yang kemungkinan mencegah jatuhnya korban tambahan.

Peringatan Ancaman Politik

FBI menyebut serangan ini sebagai "serangan sengaja dan brutal terhadap para pelayan publik dan keluarga mereka," dan menawarkan hadiah hingga US$50.000 bagi siapapun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku.

Presiden Donald Trump dalam pernyataannya menyebut insiden ini sebagai "penembakan yang mengerikan." "Kekerasan seperti ini tidak akan ditoleransi di Amerika Serikat. Tuhan memberkati rakyat hebat Minnesota," tulisnya.

Tragedi ini menambah daftar panjang kekerasan bermotif politik di AS dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari upaya penculikan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer pada 2020, hingga percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania tahun lalu.

Kekhawatiran terhadap polarisasi politik yang makin ekstrem semakin meningkat. Seruan untuk menahan diri dan menurunkan eskalasi retorika politik datang dari berbagai pihak, baik dari kalangan Demokrat maupun Republik.

"Diskursus damai adalah fondasi demokrasi kita. Kita tidak menyelesaikan perbedaan dengan kekerasan atau senjata api," tegas Gubernur Walz.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Partai Demokrat Berduka, Bendahara Umum Renville Antonio Meninggal

Read Entire Article
| | | |