Apartemen Susah Laku, Pengembang Minta Biaya Service Charge Dipangkas

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar apartemen di Indonesia tengah menghadapi masa sulit. Lesunya penjualan dan minat masyarakat untuk tinggal di hunian vertikal disebut salah satunya disebabkan oleh tingginya biaya service charge atau iuran pemeliharaan lingkungan (IPL).

Dalam pertemuan dengan para pengembang, Ketua BPO Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, mengusulkan agar biaya service charge untuk apartemen dengan harga di bawah Rp1 miliar dapat diturunkan agar lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

"Tujuannya supaya masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT) mau membeli dan tinggal di apartemen. Kami harapkan ada solusi soal tarif service charge apartemen menengah bawah ini," kata Totok Lusida kepada CNBC Indonesia Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, penyesuaian tarif service charge menjadi kisaran Rp12 ribu hingga Rp14 ribu per meter persegi diharapkan bisa mendorong permintaan pasar yang kini stagnan. Biaya IPL yang tinggi dinilai menjadi beban tambahan bagi calon penghuni, terutama di tengah tekanan ekonomi yang masih dirasakan masyarakat.

Sementara itu, Ketua Kehormatan REI Soelaeman Soemawinata menilai, mahalnya biaya hidup di apartemen memang menjadi salah satu hambatan terbesar dalam pemulihan pasar hunian vertikal.

"Selain service charge yang mahal, di apartemen biaya kebutuhan sehari-hari seperti air bersih dan listrik juga ditetapkan sama dengan bangunan komersial. Ini tidak fair, karenanya harus dikonversi jadi tarif hunian," ujarnya.

Soelaeman menambahkan, kebijakan tersebut membuat biaya hidup di apartemen jauh lebih tinggi dibandingkan rumah tapak. Padahal, apabila harga dan biaya pengelolaan apartemen bisa ditekan, hunian vertikal justru dapat menjadi solusi bagi berbagai persoalan perkotaan.

Dia mendorong pemerintah memberikan perhatian besar pada pasar apartemen yang sedang terpuruk.

"Karena kalau minat orang tinggal di apartemen meningkat, maka banyak hal dapat terselesaikan seperti kemacetan lalu lintas dan pemborosan bahan bakar minyak," tambahnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ada Tanda-Tanda Orang Makin Malas Investasi Apartemen, Ganti Beli Ini

Read Entire Article
| | | |