Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
22 December 2025 10:25
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas mata uang Asia bergerak tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (22/12/2025).
Berdasarkan data Refinitiv, tujuh dari sepuluh mata uang Asia yang dipantau tercatat berada di zona pelemahan, sementara dua mata uang menguat. Pelemahan terdalam dipimpin oleh won Korea Selatan, sedangkan yen Jepang memimpin penguatan mata uang di kawasan Asia.
Pada pukul 09.45 WIB, yen Jepang terpantau menguat 0,24% ke posisi JPY 157,37/US$. Penguatan ini menandai pembalikan arah dari perdagangan sebelumnya, ketika yen justru tertekan cukup dalam dengan pelemahan 1,42% terhadap dolar AS.
Selain yen, baht Thailand juga menunjukkan kinerja positif dengan penguatan 0,10% ke level THB 31,37/US$.
Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia masih bergerak melemah. Won Korea Selatan tercatat sebagai mata uang terlemah di Asia pagi ini, setelah terkoreksi 0,22% ke posisi KRW 1.478,7/US$.
Sementara itu, rupiah juga masuk dalam jajaran mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS. Rupiah sempat dibuka menguat 0,06% di awal perdagangan pada level Rp16.725/US$, namun kemudian berbalik arah dan melemah ke posisi Rp16.755/US$, atau terdepresiasi 0,12% hingga pukul 09.45 WIB.
Selain won Korea Selatan dan rupiah, tekanan juga terlihat pada sejumlah mata uang Asia lainnya. Dong Vietnam tercatat melemah 0,19% ke level VND 26.315/US$, yang diikuti oleh Dolar Taiwan dengan pelemahan 0,06% ke posisi TWD 31,523/US$.
Di Asia Tenggara, tekanan juga dialami dolar Singapura dan ringgit Malaysia yang sama sama terkoreksi 0,02% ke level SGD 1,2928/US$ dan MYR 4,075/US$.
Sementara itu, peso Filipina tertekan 0,10% ke level PHP 58,670/US$. Adapun yuan China tercatat relatif stabil di level CNY 7,0405/US$,
Pergerakan mayorita mata uang Asia, tak lepas dari pengaruh pergrakan dolar AS di pasar global. Berdasarkan Indeks dolar AS (DXY) yakni mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia per pukul 09.45 WIB, tengah mengalami penguatan walau tipis 0,01% di level 98,604.
Meski kenaikannya terbatas pagi ini, DXY tercatat konsisten ditutup menguat dalam tiga sesi perdagangan terakhir. Kondisi ini mengindikasikan minat investor kembali mengarah ke aset berdenominasi dolar, sehingga menekan mata uang lain terutama mata uang emerging markets, termasuk sejumlah mata uang Asia.
Komentar positif dari Presiden New York Fed John Williams menjadi salah satu yang mendorong penguatan dolar, yang menilai sebagian data ekonomi "cukup menggembirakan" dan belum melihat tanda penurunan tajam pada data pasar tenaga kerja.
Namun, penguatan dolar sempat tertahan setelah indeks sentimen konsumen AS (University of Michigan) untuk Desember direvisi turun, sementara penguatan pasar saham turut membatasi ruang penguatan dolar lebih lanjut.
Di sisi lain, dolar juga menghadapi tekanan karena The Fed menambah likuiditas di sistem keuangan, termasuk melalui pembelian US T-bills sebesar US$40 miliar per bulan yang mulai efektif sejak Jumat lalu.
Selain itu, pasar juga mencermati kekhawatiran bahwa Presiden Trump berpotensi menunjuk Ketua The Fed yang lebih "dovish" yang secara umum dipandang negatif bagi dolar.
Trump menyatakan akan mengumumkan pilihannya pada awal 2026, dan beberapa analis pun memperkirakan bahwa Direktur National Economic Council, Kevin Hassett, disebut sebagai kandidat yang paling berpeluang dan dianggap pasar sebagai salah satu sosok paling dovish.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






