Bejo Sugiantoro Tutup Usia: Perjalanan Sang Legenda dari Lapangan Kampung hingga Timnas Indonesia

2 weeks ago 15

Bola.com, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia sepak bola Indonesia. Bejo Sugiantoro, satu di antara legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia, meninggal dunia pada Selasa sore ini (25-2-2025). Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, serta para pencinta sepak bola Tanah Air.

Bejo dikenal sebagai satu di antara libero terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kariernya yang cemerlang tidak datang dengan mudah. Ia memulai segalanya dari nol, lahir dari keluarga sederhana di Sidoarjo pada 2 April 1977.

Namun, berkat dukungan seorang tetangga yang melihat potensinya, Bejo bisa merintis karier hingga menjadi bintang sepak bola nasional.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Berkat Mata Jeli sang Tetangga

Bejo Sugiantoro mengisahkan, tanpa peran tetangganya, mungkin ia tak akan menjadi pemain sepak bola profesional. Tetangganya yang memiliki kemampuan finansial lebih baik, melihat bakat alami Bejo dalam mengolah si kulit bundar.

"Berawal dari talent scouting tetangga saya yang mempunyai uang dan menemukan bakat saya, lalu diikutkan SSB," ungkap Bejo dalam sebuah wawancara. Lantaran berasal dari keluarga kurang mampu, Bejo sangat bersyukur ada orang yang bersedia membantunya masuk Sekolah Sepak Bola (SSB).

Langkah kecil itu menjadi awal perjalanan panjangnya di dunia sepak bola. Pada usia 17 tahun, Bejo sudah mendapatkan kontrak profesional bersama Persebaya Surabaya. Ia meniti karier dari tim junior hingga akhirnya menembus skuad senior Bajul Ijo pada 1994.

"Dari Persebaya junior tiga tahun, terus ke senior jadi berjenjang, dulu itu Piala Soeratin. Tahun 1994 saya masuk tim senior Persebaya, umur 17 sudah di tim profesional," kenang Bejo.

Bersinar di Persebaya dan Timnas Indonesia

Bejo Sugiantoro menghabiskan sebagian besar kariernya di Persebaya Surabaya. Ia pertama kali membela klub itu pada 1994 hingga 2003, kemudian kembali pada 2004 dan bertahan hingga 2008.

Bersama Bajul Ijo, ia berhasil mempersembahkan dua gelar Liga Indonesia pada musim 1996/1997 dan 2004.

Satu yang menarik, gelar Liga Indonesia 2004 merupakan trofi terakhir Persebaya di kasta tertinggi hingga saat ini. Perannya di lini pertahanan begitu vital, menjadikannya satu di antara bek tengah terbaik yang pernah dimiliki klub kebanggaan Kota Pahlawan tersebut.

Di level internasional, Bejo juga menjadi andalan Timnas Indonesia. Ia mengenakan seragam Garuda dari 1997 hingga 2004. Prestasi terbaiknya adalah meraih medali perak di SEA Games 1997 dan medali perunggu di SEA Games 1999. 

Warisan Seorang Legenda

Selain meninggalkan jejak emas di sepak bola Indonesia, Bejo juga mewariskan bakatnya kepada sang putra, Rachmat Irianto. Seperti sang ayah, Irianto juga menjadi pemain profesional yang tampil di level tertinggi bersama Timnas Indonesia dan beberapa klub besar Tanah Air, kini bersama Persib Bandung.

Bejo Sugiantoro akan selalu dikenang sebagai satu di antara bek terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi dunia sepak bola nasional. Namun, warisan dan inspirasi yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam hati para penggemar dan generasi penerus sepak bola Indonesia.

Selamat jalan, Bejo Sugiantoro. Terima kasih atas dedikasi dan perjuanganmu untuk sepak bola Indonesia.

Read Entire Article
| | | |