Bola.com, Jakarta Manajer Persijap Jepara, Egat Sacawijaya memuji kerja keras semua pemain dan tim pelatih yang bergandengan tangan dengan manajemen musim lalu sehingga sukses membawa Laskar Kalinyamat itu promosi ke Liga 1 musim 2025/2026.
Sepanjang mengarungi Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025, Egat mengakui timnya banyak menghadapi rintang khsususnya ketika harus bermain di luar Jepara. Selain itu, terjadi pergantian pelatih dan pemain sehingga apa yang diraih Persijap musim ini benar-benar hasil dari kerja keras.
Persijap sempat degradasi ke Liga 3, namun di Tahun 2019 mereka berhasil kembali ke Liga 1. Setelah berjuang hampir kurang 11 tahun, mereka akhirnya lolos ke Liga 1.
Persijap promosi ke Liga 1 musim 2025/2026 setelah sukses mengalahkan PSPS Riau dengan skor 1-0 dalam perebutan peringkat ketiga yang digelar di Gelora Bumi Kartini, Selasa (25/2/2025).
"Persijap lolos ke Liga 1 ya ini merupakan sebuah prestasi dan sudah ditunggu-tunggu masyarakat Jepara termasuk suporter. 11 tahun kami berjuang, saya datang dari 2019 dan juara Liga 3 dan promosi ke Liga 2 dan tahun ini promosi ke Liga 1. Ini tentu luar biasa, dan hasil dari kerja keras semua pemain, tim pelatih, manajemen serta suporter," kata Egat Sacawijaya kepada Bola.com, Minggu (02/3/2025).
"Dari awal musim kami sempat berganti pelatih. juga ada penambahan pemain di babak delapan besar. Ini perjuangan yang sangat luar biasa sekali, ini tim bisa dibilang kuda hitam, tapi mereka bisa tampil agresif. saya sangat apresiasi perjuangan seluruh elemen di Jepara ini. Mereka kerja keras dari sejak latihan, di lapangan pun solid dan diluar lapangan mereka pun bagus komunikasinya," tambahnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dukungan Suporter
Terkait dengan peran suporter Persijap jepara, Egat menegaskan peran suporter sangat besar sekali, seluruh fanbase Persijap sangat solid, dan militan dalam mendukung tim.
Mereka tak pernah absen dalam mendukung tim meski tim harus memainkan laga kandang di luar Jepara karena Gelora Bumi Kartini dalam masa renovasi.
"Animo suporter sangat luar biasa sekali, kami sudah seperti keluarga, hubungan kami sangat baik. Jika ada hal-hal kecil atau besar kami selalu bicarakan dengan baik. Dukungan mereka semua merupakan energi yang bagus bagi tim, tanpa mereka kami tentu tidak akan berhasil seperti sekarang ini. Di babak penyisihan grup, kami jadi tim musafir tapi mereka selalu ada untuk Persijap," ungkapnya.
Persiapan
Kini, Liga 2 tinggal kenangan, Persijap Jepara harus menatap kompetisi paling bergengsi di tanah air yakni Liga 1. Tentu saja, Liga 1 jauh berbeda dengan Liga 2, dimana tim-tim yang akan mereka hadapi sebagian besar adalah penghuni tetap di Liga 1.
Egat berharap, di Liga 1 nanti Persijap mampu berbicara banyak agar tidak menjadi tim pelengkap. Egat menegaskan, untuk musim pertamanya, minimal target adalah finish di papan tengah.
"Harapan saya di Liga 1 nanti kami bisa konsisten ya, karena kami lihat kami ini adalah pendatang baru, yang penting kami tidak boleh pesimis harus lebih semangat lagi optimis. kami harus menyiapkan rencana dengan baik sebelum mengarungi kompetisi Liga 1. Dari mulai fasilitas, perekrutan pemain sebagai awal modal kami. Harus bisa bertahan di Liga 1, target di posisi tengah, kalau bisa papan atas itu kami sebut bonus," kata Egat Sacawijaya.