BI Selamatkan Rupiah, Dolar Gagal Tembus Rp17.000

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah bak roller coaster pada perdagangan hari ini, Rabu (9/4/2025). Mata uang Garuda bahkan sempat mendekati level Rp17.000/US$ namun akhirnya ditutup stagnan pasca Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi.

Rupiah langsung ambruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini.Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09:00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,24% dan bahkan sempat menyentuh titik terburuknya yakni Rp16.970/US$ atau ambles 0,65% pada pukul 11:03 WIB.

Kendati demikian, pada akhirnya rupiah ditutup pada level Rp16.860/US$ atau sama dengan penutupan perdagangan kemarin (8/4/2025).

Rupiah sempat menyentuh posisi Rp1970 sebelum tekanan berkurang. Mata uang Garuda akhirnya ditutup di posisi Rp16.860/US$ atau stagnan 0%. Hal ini berbeda dengan performa rupiah kemarin yang melemah sebesar 1,84%.

Bank Indonesia (BI) langsung mengambil langkah intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang tengah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Posisi dolar AS pagi ini nyaris menembus Rp17.000.

Intervensi BI terlihat jelas sekitar pukul 11:04-14.59 WIB di saat rupiah tampak mengalami penguatan secara konsisten. Bahkan apresiasi rupiah yang paling jelas terlihat ketika BI melakukan intervensi yakni dalam rentang pukul 12:28-14:20 WIB.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, pelemahan rupiah dipicu oleh keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang secara tiba-tiba memutuskan kenaikan tarif produk China sebesar 104%.

Lebih lanjut, pihak BI juga menyampaikan bahwa kondisi rupiah yang cenderung terdepresiasi tidak akan memicu beban utang dan tekanan inflasi meningkat.

Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, khusus risiko krisis utang dari tekanan kurs kini lebih kecil karena sudah ada kewajiban bagi sektor industri atau korporasi untuk melakukan lindung nilai (hedging).

"Jadi enggak (mengkhawatirkan), kita kan sudah ada kewajiban hedging dan sebagainya korporasi," kata dia di kawasan Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Sementara itu, tekanan inflasi akibat pelemahan nilai tukar rupiah, ia pastikan juga masih terkendali dan belum ada risiko yang mengkhawatirkan. Meskipun, BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi melonjak pada Maret 2025.

"Enggak (mengkhawatirkan), ini kan masih rendah terkendali," ungkapnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
| | | |