Bos Danantara Bicara Soal Pembiayaan Sport Tourism, Kunci RI Menang

8 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia — Indonesia perlu merumuskan ulang strategi pendanaan sport tourism jika ingin bersaing dalam perebutan acara olahraga kelas dunia.

COO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria menegaskan bahwa di banyak negara, negara wajib turun tangan di tahap awal karena biaya lisensi (license fee) event internasional sangat tinggi.

"Umumnya di luar negeri, event sports yang membutuhkan license itu dibiayai negara. Karena memang license fee-nya besar, dan yang mendapatkan manfaat daripada event itu adalah negara sebetulnya, bukan langsung penyelenggara event," ujar Dony dalam Indonesia Sportd Summit 2025 di Indonesia Arena GBK, Jakarta, Minggu (7/12/2025).

Menurutnya, pola pembiayaan ini jamak dilakukan negara maju untuk menarik event global, mulai dari balap motor, lari maraton, hingga turnamen ikonik seperti F1 dan MotoGP.

Dony menjelaskan, nilai lisensi yang bisa mencapai ratusan miliar rupiah mustahil ditanggung korporasi semata. Selain itu, dampak ekonomi event seperti sport tourism-mulai dari hunian hotel, konsumsi wisatawan, hingga aktivitas UMKM-justru dinikmati negara melalui peningkatan penerimaan dan aktivitas ekonomi, bukan oleh penyelenggara event.

"Ini yang harus dipahami. License fee itu bentuk investasi negara untuk meleverage pariwisata dan ekonomi," tegasnya.

Menurut Dony, Indonesia tidak akan mampu mengejar negara tetangga jika terus memandang penyelenggaraan event global sebagai proyek korporasi, bukan proyek nasional.

"Kalau mengandalkan korporasi saja, sulit untuk sustain. Modelnya tidak jalan. Negara harus hadir," kata dia.

Ia menyebut penting bagi pemerintah memasukkan sport tourism sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional agar Indonesia tidak terus tertinggal dalam perebutan event internasional bernilai besar.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |