Bukan China, Ada Kekuatan Lebih Ngeri di Balik Harga Emas Dunia

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank sentral di seluruh dunia meningkatkan pembelian emas pada kuartal III 2025. Pembelian masif berlangsung di tengah kenaikan harga emas.

Pembelian masif bank sentral adalah salah satu "dalang" dari lonjakan harga emas sepanjang tahun ini yang mencapai 51%. Pembelian emas bank sentral bahkan mencapai rekor demi rekor.

Menurut laporan terbaru Gold Demand Trends pada kuartal III-2025 dari World Gold Council (WGC), total pembelian bersih mencapai 220 ton.

Angka ini naik 28% dibanding kuartal sebelumnya. Jika dibandingkan tahun lalu (yoy), pembelian kuartal III ini juga naik sekitar 10% dari posisi 199,5 ton pada periode yang sama 2024.

Hal ini menarik karena dua kuartal sebelumnya justru cenderung melambat. Artinya minat bank sentral terhadap emas masih konsisten, bahkan ketika harga emas global sudah berada di level tertinggi sepanjang sejarah.

Di mana disepanjang tahun ini, harga emas dunia (XAU) telah naik lebih dari 51% dan kini berada di level US$3.964,49 per troy ons pada perdagangan intraday Rabu (5/11/2025).

Sepanjang Januari-September 2025, bank sentral telah menambahkan 634 ton ke cadangan mereka. Jumlah tersebut sedikit di bawah 724 ton yang dibeli pada Januari-September 2024.

Investasi dalam emas digital seperti reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan produk serupa naik menjadi 221 ton, naik 134% secara tahunan (yoy) dan 30% secara kuartalan (qtq).

Khusus untuk kuartal III, ternyata bukan China pemborong emas terbesar.

Bank Nasional Kazakhstan memimpin pembelian pada kuartal ketiga dengan 18,21 ton, diikuti oleh Bank Sentral Brasil, yang melanjutkan pembelian untuk pertama kalinya sejak 2021, dengan menambahkan 15,49 ton. Kemudian Turki menambah 6,52 ton emas, begitu juga dengan Guatemala 6,13 ton. Sementara China juga melakukan akumulasi emas pada kuartal III 2025 sebanyak 4,98 ton.

Selain itu, terdapat beberapa negara yang justru melakukan aksi jual pada kuartal III 2025. Dimana Uzbekistan menjadi penjual terbanyak sebesar 3,11 ton, kemudian di susul Qatar, Polandia, Meksiko dan Islandia dengan di bawah 1 ton.


WGC mencatat bahwa 66% dari permintaan bank sentral pada kuartal ketiga masih belum dilaporkan, sebuah tren yang konsisten sejak 2022.

Secara akumulatif, pembelian emas oleh bank sentral pada Januari-September 2025 mencapai 634 ton, lebih rendah dibandingkan Januari-September 2025 yang tercatat 724 triliun.

Bank sentral Polandia menjadi pemborong terbesar disusul dengan Turki dan Azerbaijan. China hanya menempati urutan lima.

Sementara itu, berdasarkan data cadangan emas yang dirilis oleh World Gold Council pada November 2025, Amerika Serikat (AS) masih menempati posisi pertama sebagai negara dengan cadangan emas terbanyak sebesar 8.133,5 ton.

Kemudian China berada di urutan ke-7 dengan 2.303,5 ton. Sementara India berada di posisi ke-9 sebanyak 880,2 ton. Adapun, Indonesia berada di posisi ke-44 dengan cadangan emas sebanyak 80,4 ton.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |