Cerita Hasani Abdulgani saat Urus Program Naturalisasi Timnas Indonesia: Banyak Dimusuhi Teman Sendiri

2 weeks ago 17

Bola.com, Jakarta - Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023, Hasani Abdulgani, menjadi salah satu sosok yang ikut berjasa membuka program naturalisasi Timnas Indonesia pada masa-masa awal kepelatihan Shin Tae-yong.

Hasani Abdulgani mendapat tugas khusus dari Ketua Umum PSSI saat itu, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, untuk ikut membantu proses naturalisasi pemain-pemain keturunan Indonesia yang banyak tersebar di Eropa.

Hasani bercerita, perjuangan untuk memulai program ini memang diadang banyak rintangan. Dia bahkan harus kehilangan banyak teman karena dianggap menutup peluang pemain Indonesia untuk memperkuat skuad Garuda.

“Kalau boleh jujur, saya banyak kehilangan teman. Dulu kan saya wartawan. Teman-teman saya yang senior itu dulu anti naturalisasi. Ada yang delete nama saya, saya juga kadang-kadang delete nama dia kalau sudah sebel,” ujar Hasani dikutip dari kanal YouTube Merdeka.com

“Dalam pribadi saya itu banyak sekali saya diserang. Itu selama saya mengurus program naturalisasi. Saya dianggap termasuk yang istilahnya mematikan anak-anak Indonesia,” ia menambahkan.

Berita Video, komentar Rizky Ridho terkait harapannya bermain di Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Karena Berbeda Prinsip

Menurut Hasani, munculnya perdebatan dan pro-kontra soal naturalisasi ini disebabkan karena perbedaan prinsip.

Baginya, naturalisasi merupakan upaya PSSI membuka pintu bagi pemain-pemain keturunan Indonesia yang ingin mengabdi untuk tanah kelahiran leluhurnya.

“Saya punya prinsip yang berbeda. Yang mau kita bawa ini adalah anak-anak Indonesia yang besar di luar negeri. Saat itu, kami mendapatkan beberapa nama dari Jin,” ujar mantan Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu.

“Namanya Jordi Amat. Dia neneknya orang Indonesia. Sandy Walsh, kakek-neneknya orang Indonesia. Kevin Diks dan Mees Hilgers juga. Itu nama-nama pertama yang muncul dalam program naturalisasi,” lanjutnya.

“Ini kan anak-anak Indonesia, punya darah Indonesia, dan ingin pulang ke negaranya. Itu dasarnya. Jadi, seperti saya punya anak dan besar di luar negeri, saat dia ingin pulang ke tempat saya, masa tidak boleh,” imbuhnya.

Tetap Banyak Dukungan

Di tengah pro-kontra semacam ini, Hasani mengaku tetap mendapatkan banyak dukungan dari publik. Salah satu yang paling terasa ialah melonjaknya jumlah pengikut di akun Instagram pribadinya saat itu.

Dari sekian pihak yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap program ini, Hasani nyatanya tetap mendapatkan dukungan yang melimpah dari pencinta sepak bola Indonesia untuk tetap memproses naturalisasi pemain keturunan Indonesia.

"Jika dibandingkan dari yang anti dengan yang mendukung saya, itu lebih banyak yang mendukung saya. Jadi, di Instagram saya, dari 3 ribu pengikut jadi 80 ribu. Itu yang mengikuti dan memberi semangat,” ujar dia.

“Jadi setelah dipikir-pikir, ya saya pasang badan saja. Saya juga tidak salah kok. Ada juga aturan FIFA-nya. Saya tidak mau melanggar aturannya. Semuanya dilakukan dengan mengikuti aturan,” tambah Hasani.

Read Entire Article
| | | |