Bola.com, Jakarta - Bek sayap Timnas Indonesia, Sandy Walsh, membeberkan kembali detik-detik kepindahannya dari klub Belgia, Mechelen ke klub Jepang, Yokohama F. Marinos. Semua berlangsung begitu cepat bagi Sandy Walsh.
Sandy Walsh bergabung dengan Yokohama F. Marinos pada 9 Februari 2025 setelah cukup lama memperkuat Mechelen sejak 2020. Selama di Liga Belgia, Sandy Walsh bermain dalam 125 laga dengan torehan delapan gol.
"Itu gila. Akhir Januari saya mendapat telepon dari Yokohama F. Marinos," kata Sandy Walsh dalam kanal Youtube The Haye Way.
"Kemudian dalam dua hari, saya meninggalkan Eropa untuk datang ke Jepang. Saya juga harus pergi ke Indonesia, kembali ke Jepang, mulai berlatih," lanjutnya.
Berita video, pemain naturalisasi, Sandy Walsh bermain bukan di posisi aslinya saat Timnas Indonesia melawan Brunei Darussalam. Bahkan ia mengaku siap lakukan apapun untuk Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pindah ke Jepang adalah Impian
Pindah ke tempat yang baru dengan suasana yang baru menjadi kesenangan yang baru pula bagi pemain naturalisasi ini.
"Setiap tiga hari, saya pergi ke tempat lain. Dan ya, tidak pernah berhenti, tetapi begitulah yang kami suka, bermain di Liga Champions dan di liga," katanya.
"Pergi ke Jepang adalah mimpi, ambisi, pastinya. Kami sudah banyak membicarakannya karena Thom Hye juga tertarik dengan J-League, Liga Jepang," tutur Sandy Walsh.
"Jadi saya berharap, meskipun tahu situasi saya di klub McLaren tidak baik. Jadi saya menunggu sesuatu dan setelah latihan saya mendapat pesan dari agen saya, apakah kamu masih tertarik untuk pergi ke Jepang?".
"Dan dia lagi berkata, mereka ingin meneleponmu. Bisakah kamu menelepon? Dan saya langsung pulang, menelepon pelatih, juga dengan direktur olahraga".
Berdiskusi dengan Istri, Pindah Begitu Cepat
Setelah melakukan komunikasi dengan manajemen Yokohama F. Marinos, Sandy Walsh lalu berdiskusi dengan istrinya.
"Mereka berkata, kapan kamu bisa datang? Saya melihat istri saya dan dia berkata, katakan sesegera mungkin. Saya berkata kepada mereka, saya bisa memeriksa penerbangan langsung. Saya melihat Sabtu ada satu, mungkin Sabtu dan itu dua hari setelah panggilan itu. Dan harus pindah dari Eropa ke Asia, benua yang berbeda dalam dua hari. Gila," kenang Sandy Walsh.
"Jadi tanpa pikir panjang, saya berkemas dan istri saya mengurus sisanya dan saya bisa pergi ke Jepang," tuntas kelahiran 14 Maret 1995.