Bola.com, Solo - Kompetisi Liga 2 2024/2025 mencapai puncaknya. PSIM Yogyakarta bertemu Bhayangkara FC pada partai final yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Rabu (26-2-2025) sore WIB.
PSIM menjadi juara grup X dengan poin 15. Kunci keberhasilan mereka menyegel tiket promosi ke Liga 1 dan laga final Liga 2, adalah ketika mengandaskan PSPS Pekanbaru 2-1 di hadapan pendukung sendiri (17-2-2025).
PSIM kembali mencatat sejarah setelah 18 tahun lamanya berjuang untuk kembali promosi ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Adapun Bhayangkara FC mewujudkan ambisi kembali ke Liga 1, setelah tahun lalu terdegradasi ke Liga 2.
Bhayangkara FC tampil solid dan konsisten sejak awal musim ini. The Guardian menjadi tim pertama yang promosi ke Liga 1 musim ini dan menjadi juara grup Y dengan poin 9.
Duel kedua tim di Stadion Manahan nanti diprediksi bakal berjalan seru.
Sebelum menjadi saksi tim mana yang akan menjadi kampiun Liga 2 2024/2025, tidak ada salahnya melihat perbandingan antarlini PSIM dan Bhayangkara FC, berikut ini.
Berita video Jan Olde Riekerink mengaku bangga atas hasil yang diraih saat menjamu Persebaya. Dewa United menang 2-0. Namun, ia tetap waspadai bahayanya tim papan bawah yang sedan berjuang keluar dari zona degradasi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lini Belakang
PSIM Yogyakarta termasuk tim dengan jumlah kebobolan yang minim di Liga 2 musim ini. Nama Harlan Suardi di bawah mistar gawang sangat diandalkan. PSIM cuma kemasukan enam gol di fase grup atau babak penyisihan.
Lini belakang tim berjuluk Laskar Mataram dihuni deretan bek kuat. Rio Hardiawan, Sunni Hizbullah, Yusaku Yamadera, Lucky Oktavianto selalu menghiasi starting eleven PSIM.
Gawang Harlan Suardi juga cuma kemasukan empat kali selama babak play-off atau 8 besar.
Caretaker pelatih PSIM, Erwan Hendarwanto, masih punya sosok lain untuk menambah kekuatan di lini belakang seperti Asyraq Gufron dan Samuel Simanjuntak.
Di pihak Bhayangkara FC, pelatih Hanim Sugiarto juga punya sederet defender andalan. Ruben Sanadi, Arif Satria, Leo, Andy Setyo adalah kuartet lini pertahanan Bhayangkara FC yang selalu menjadi starter di depan posisi kiper Awan Setho.
Gawang The Guardian kemasukan tujuh kali saat fase penyisihan grup musim ini. Kemudian kebobolan empat kali di babak play-off.
Lini Tengah
Duel di lapangan tengah PSIM versus Bhayangkara FC bakal berjalan sengit. Lini ini menjadi kekuatan besar kedua tim.
PSIM sangat produktif mencetak gol berkat kematangan di lini tengah. PSIM menjadi tim yang selalu mencetak gol di babak delapan besar. Mereka membuat 10 gol dan cuma kebobolan empat saja.
Lini tengah pasukan PSIM dihuni deretan gelandang pekerja keras dan berkualitas. Trio Aditia Gigis, Ghulam Fatkur, Savio Sheva sering kali dimainkan sejak awal permainan.
Satu di antara klub tua di Indonesia ini masih punya Yudha Alkanza, Rendra Teddy, Pramoedya Putra, Rio Hardiawan, dan gelandang asing Omid Popalzay.
Sedangkan di kubu Bhayangkara FC, juga masih dihuni para gelandang dari era Liga 1.
Bhayangkara FC punya trio TM Ichsan, Wahyu Subo Seto, Felipe Ryan yang kerap menjadi starter.
Belum lagi ada nama Muhammad Hargianto, Sani Rizky yang punya kecepatan, serta Taufiq Febrianto yang menjadi gelandang pengangkut air.
Lini Depan
Bisa dibilang, di Liga 2 musim ini menjadi milik bomber andalan PSIM, Rafinha. Pemilik nama lengkap Rafael de Sa Rodrigues itu sempat memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga 2 musim ini.
Penyerang asal Brasil itu saat ini sudah melesakkan 19 gol dari 21 penampilan musim ini. Namun, koleksi golnya baru saja dilewati oleh striker Persipura, Ramai Rumakiek dengan 21 gol.
PSIM memang bergantung pada Rafinha di lini depan. Bisa dibilang, pemain berpostur 170 cm itu merupakan rekrutan terbaik PSIM pada musim ini. Performanya tak pernah mengecewakan.
Rafinha langsung menjelma menjadi mesin gol baru Laskar Mataram. Koleksi golnya kemungkinan bisa bertambah dan bahkan menjadi top scorer, mengingat PSIM masih menyisakan satu laga, di partai final.
Di kubu Bhayangkara FC juga punya sosok striker berpengalaman, Ilija Spasojevic. Meski sudah tidak muda lagi, pemain berusia 37 tahun itu mengoleksi enam gol dan tiga assist dari 15 penampilannya bersama The Guardian musim ini.
Spaso bisa gacor dengan bantuan dari sejumlah penyuplai bola andalan Bhayangkara FC seperti Dendy Sulistyawan dan Frengky Missa, yang punya kecepatan serta naluri gol tinggi.