Ekonomi RI 2025 Balap AS dan China, Tapi Tertinggal dari India dan Vietnam

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek ekonomi mayoritas negara-negara diramal melemah oleh Bank Dunia atau World Bank pada 2025 sampai dengan 2026.

Bank Dunia bahkan memangkas prospek pertumbuhan ekonomi 70% negara dunia, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, hingga China di bawah 5%. Begitu juga dengan India dan Vietnam meski masih mampu tumbuh di atas 5%.

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini tertuang dalam dokumen Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025 yang merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi dalam GEP edisi Januari 2025.

Semakin lemahnya prospek pertumbuhan ekonomi mayoritas negara-negara di dunia ini dipicu meningkatnya ketegangan dagang akibat penerapan tarif yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan pemerintahan di berbagai belahan dunia.

"Gejolak tersebut telah menyebabkan penurunan proyeksi pertumbuhan di hampir 70% negara di semua kawasan dan kelompok pendapatan," kata Bank Dunia dalam dokumen GEP Juni 2025, dikuti Rabu (11/6/2025).

Untuk Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonominya hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan di level 4,8% pada 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru ini memangkas proyeksi sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 yang sebesar 5,1% untuk 2025 dan 2026.

Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mampu kembali ke level 5% pada 2027. Meski, masih jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5,3%.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia itu masih lebih tinggi dari Amerika Serikat yang Bank Dunia perkirakan hanya tumbuh 1,4% pada 2025 dari sebelumnya diperkirakan 2,3%. Lalu, pada 2026 menjadi 1,6% dari sebelumnya 2%.

Untuk China, prospek ekonominya menurut Bank Dunia akan tetap gelap dengan pertumbuhan 4,5% pada 2025 dan menjadi 4% pada 2026. Tak berubah dari perkiraan pada Januari 2025, namun jauh merosot dari realisasi pada 2023 yang masih mampu tumbuh 5,4%.

Sementara itu, India menurut Bank Dunia ekonominya masih akan mampu tumbuh di atas 5% meski juga prospeknya terpangkas dari perkiraan Januari 2025. Kini pertumbuhannya menjadi 6,3% dari sebelumnya diperkirakan tumbuh 6,7% pada 2025, dan menjadi 6,5% pada 2026 dari sebelumnya 6,7%.

"Di India, pertumbuhan melambat, mencerminkan perlambatan investasi di sisi permintaan dan perlambatan pertumbuhan produksi industri di sisi penawaran," kata Bank Dunia.

"Namun, pertumbuhan aktivitas konstruksi dan jasa tetap stabil, dan produksi pertanian pulih dari kondisi kekeringan parah sebelumnya, didukung oleh permintaan yang kuat di daerah pedesaan," tegasnya.

Untuk Vietnam, Bank Dunia perkirakan dalam kajian terbarunya per edisi Juni 2025 pertumbuhan ekonominya hanya akan mencapai 5,8%, terpangkas dari proyeksi yang dibuat pada Januari 2025 sebesar 6,6%. Sedangkan pada 2026 akan naik menjadi 6,1%, sedikit lebih rendah dari proyeksi awal tahun ini yang sebesar 6,3%.

Bank Dunia menganggap, pelemahan ekonomi Vietnam meskipun masih tetap tinggi di atas 5%, dipicu oleh besarnya eksposur ekspor dalam komponen PDB nya, sehingga sangat terdampak oleh tekanan ekonomi akibat perang dagang yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.

"Negara-negara dengan sektor manufaktur berorientasi ekspor yang besar, termasuk Tiongkok, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, sangat rentan," kata Bank Dunia


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Target Pertumbuhan 8%, Indonesia Diminta Tiru Strategi Vietnam

Next Article Ini Alasan Skor Investasi-Bisnis RI Kalah dari Singapura & Vietnam

Read Entire Article
| | | |