Bola.com, Jakarta - Sudah hampir 1,5 tahun Elkan Baggott menepi dari Timnas Indonesia. Penampilan terakhirnya bersama tim berjulukan Garuda itu terjadi di Piala Asia 2023 pada Januari 2024.
Bek jangkung berpostur 196 cm tersebut sebetulnya sempat dipanggil ke Timnas Indonesia U-23 untuk play-off Olimpiade Paris 2024 pada Mei 2024, tetapi Baggott tidak memenuhi panggilan itu.
Sementara pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Elkan Baggott kali terakhir bermain saat Timnas Indonesia ditahan imbang 1-1 oleh Filipina di putaran kedua, 21 November 2023 lalu.
Tidak dipanggilnya Elkan Baggott ke Tim Garuda hingga lebih dari setahun meninggalkan tanda tanya besar. Padahal, pelatih Timnas Indonesia kini sudah berganti, dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.
Dalam lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Baggott santer dikabarkan comeback membela Timnas Indonesia.
Namun, sang pemain disebut memilih fokus dengan Blackpool FC, klub yang meminjamnya sepanjang musim 2024/2025.
Timnas Indonesia harus menelan kekalahan telak saat bertandang ke markas Jepang dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Salah satu pemain andalan, Jay Idzes, akhirnya angkat bicara dan menyampaikan permintaan maafnya kepada publik Tanah Air.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Respons Erick Thohir
Ketua PSSI, Erick Thohir, sebelumnya angkat suara terkait masalah Elkan Baggott. Menurutnya, masing-masing pemain memiliki pilihannya sendiri dalam memperkuat tim nasional.
"Masing-masing pemain kan punya pilihan. Ketika Elkan Baggott memprioritaskan klub, tentu kita semua tidak boleh nyinyir,” ujarnya beberapa waktu lalu.
"Jadi tidak boleh dzalim ya, enggak boleh memojokkan dia, kenapa? Elkan juga pernah berjuang, pernah berjasa untuk Timnas Indonesia. Ya, biarkan dia berkarier seperti itu," sambung Menteri BUMN tersebut.
Erick Thohir juga meminta kepada netizen dan suporter agar tidak merundung pemain Timnas Indonesia.
"Ketika ada pilihan-pilihan seperti ini, jangan juga pemain kita sendiri di-bully. Kasihan kan. Masing-masing punya pilihan pribadi," pesannya.
Haruskah Kembali Dipanggil?
Meskipun demikian, Erick Thohir masih menerima Elkan Baggott dengan tangan terbuka seandainya dia mau kembali ke Timnas Indonesia. Dengan catatan, tenaga bek berusia 22 tahun itu masih dibutuhkan oleh jajaran tim pelatih.
Polemik Elkan Baggott di Timnas Indonesia ikut ditanggapi oleh pengamat sekaligus pelatih sepak bola nasional, Erwan Hendarwanto. Apa katanya?
"Saya kira fokus Timnas Indonesia tidak hanya kepada salah satu pemain saja, mengingat performa tim masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia nanti," katanya kepada Bola.com, Senin (16/6/2025).
"Ya, memang kehadiran Elkan Baggott tentu menambah kekuatan bagi lini belakang Indonesia. Dia pemain bagus, berpengalaman, dan memiliki keunggulan postur yang menjulang tinggi."
"Namun, kembali lagi, memperkuat tim nasional adalah cita-cita seluruh pemain di penjuru dunia manapun. Apabila Elkan lebih fokus di klub dan menolak panggilan Timnas Indonesia, fokus kepada pemain yang ada saja, yang mau berjuang untuk Merah-Putih," lanjut Erwan.
Lini Belakang Mumpuni
Sementara di sisi lain, Timnas Indonesia sejatinya tidak kekurangan stok pemain belakang. Komposisi pertahanan skuad Garuda bisa dibilang cukup solid.
Ada nama-nama macam Rizky Ridho, Jay Idzes, hingga Justin Hubner yang selama ini diandalkan Patrick Kluivert. Selain itu, adapula Mees Hilgers dan Jordi Amat yang bisa jadi opsi.
"Saya kira pemain-pemain yang selama ini dipanggil sudah cukup bagus dan bisa dimaksimalkan oleh tim pelatih. Jadi maksimalkan pemain yang ada dan mau saja," ucap Erwan Hendarwanto.
Timnas Indonesia akan melanjutkan perjuangan di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 8-14 Oktober 2025.
Skuad Garuda bakal bersaing dengan negara-negara kuat seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, serta Oman.