Emas Naik Ugal-ugalan Sepekan, JP Morgan Ramal Harga Tembus US$5.000!

2 hours ago 1

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia

20 December 2025 07:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global mengalami kenaikan sepanjang pekan ini, didorong derasnya rilis data ekonomi penting dari sejumlah negara utama dunia yang memunculkan ketidakpastian arah ekonomi global.

Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia ditutup di level US$4.337,99 per troy ounce pada perdagangan Jumat (19/12/2025), menguat 0,14% secara harian. Dan makin mendekati level all time high nya di US$4.355,25 per troy ons.

Secara kumulatif, dalam sepekan terakhir, harga emas tercatat melonjak 0,83%, sekaligus melanjutkan tren penguatan mingguan dari pekan sebelumnya. Penguatan tersebut membuat emas bertahan di area tinggi dan bergerak stabil di kisaran US$4.340 per troy ounce menjelang penutupan pekan perdagangan terakhir tahun 2025.

Penguatan emas terjadi di tengah kombinasi sentimen pelemahan data ekonomi Amerika Serikat, ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve, serta meningkatnya kehati-hatian investor menyusul pergeseran kebijakan moneter global.

Pasar juga mencermati langkah Bank of Japan (BoJ) yang mulai menormalisasi kebijakan dengan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam lebih dari 30 tahun, menandai berakhirnya era uang murah global dan mendorong aliran dana ke aset lindung nilai seperti emas.

Sejumlah indikator ekonomi AS sepanjang pekan ini memperkuat sentimen defensif pasar. Non-Farm Payrolls Oktober 2025 mencatat kehilangan 105.000 lapangan kerja, disusul penambahan yang terbatas pada November sebesar 64.000 pekerjaan.

Sementara itu, penjualan ritel Oktober stagnan, mencerminkan melemahnya daya beli. Meski inflasi inti November melambat ke 2,6% yoy, pasar tetap berhati-hati menyikapi reliabilitas data akibat dampak government shutdown sebelumnya.

Meski data ekonomi AS cenderung melemah, harga emas belum kembali reli tajam setelah penguatan awal pekan, mengindikasikan adanya batas atas sementara di level saat ini. Namun, dukungan kuat dari pembelian bank sentral, arus masuk ETF, serta risiko geopolitik yang masih tinggi membuat harga emas tetap kokoh di level elevated.

Ke depan, prospek emas dinilai masih konstruktif. J.P. Morgan Global Research memperkirakan tren penguatan emas belum berakhir. Menurut Kepala Strategi Komoditas Global J.P. Morgan, Natasha Kaneva, diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral dan investor global masih akan berlanjut.

J.P. Morgan memproyeksikan harga emas berpotensi menuju US$5.000 per troy ons pada akhir 2026, dengan rata-rata harga kuartal IV-2026 di kisaran US$5.055/oz, dan berlanjut naik hingga mendekati US$5.400/oz pada akhir 2027.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/luc)

Read Entire Article
| | | |