Emiten RI-Dunia Minggir, Saham Warren Buffett Dijual Rp 13 M/Lembar

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam pasar modal Indonesia, terdapat sejumlah saham yang memiliki harga per lembar sangat tinggi, yang dimana hal ini menggambarkan kapitalisasi pasar besar dan ekspektasi pertumbuhan jangka panjang dari investor. Harga saham yang tinggi ini umumnya berasal dari emiten dengan fundamental kuat, dominasi pasar, serta potensi keuntungan berkelanjutan.

Di saat IHSG mengalami fluktuasi tajam, saham-saham mahal cenderung mengalami koreksi lebih terbatas karena didominasi oleh institusi dan investor jangka panjang yang tidak reaktif terhadap sentimen jangka pendek.

Berikut ini adalah lima saham dengan harga tertinggi di Indonesia per 2 Mei 2025.

Selanjutnya, dalam pasar saham global, terdapat sejumlah emiten yang mencatatkan harga saham per lembar paling mahal di Amerika Serikat (AS). Saham-saham ini biasanya dimiliki oleh perusahaan mapan dengan sejarah panjang, arus kas stabil, dan nilai intrinsik tinggi. Tingginya harga saham tersebut bukan hanya mencerminkan reputasi perusahaan, tetapi juga cerminan eksklusivitas dan kepercayaan investor jangka panjang.Ketika risiko meningkat (misalnya akibat kebijakan Trump yang tidak pasti), investor institusi global justru menambah posisi di saham blue chip mahal untuk menjaga kestabilan portofolio.

Di bawah ini adalah daftar lima saham termahal di AS saat ini jika di konversikan ke dalam mata uang rupiah saat ini (Rp 16.430/US$1) berdasarkan harga saham per 2 Mei 2025.

Warren Edward Buffett menjabat sebagai ketua dan CEO Berkshire Hathaway, sebelum akhirnya digantikan oleh Wakil Ketua Greg Abel.

Buffett secara pribadi memiliki 38,4% saham dengan hak suara Kelas A di Berkshire Hathaway, yang mewakili 15,1% kepentingan ekonomi secara keseluruhan di perusahaan tersebut.

Dilihat dari gonjang-ganjing keadaan pasar saat ini yang dipenuhi dengan ketidakpastian akibat kebijakan dagang global, fluktuasi suku bunga, serta tekanan geopolitik, saham-saham dengan harga tinggi baik di Indonesia maupun di dunia justru menjadi sorotan utama sebagai aset defensif.

Tingginya harga dan valuasi yang menyertainya bukan semata soal prestise, melainkan representasi atas kekuatan fundamental, stabilitas keuangan, dan kepercayaan jangka panjang investor.

Dalam konteks ini, saham-saham blue chip di Indonesia atau Berkshire Hathaway di Amerika Serikat menjadi contoh bagaimana kualitas perusahaan mampu menarik minat investor meskipun di tengah gejolak pasar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam investasi, nilai jangka panjang dan kredibilitas bisnis seringkali lebih penting dibandingkan reaksi jangka pendek terhadap volatilitas pasar.

Dengan begitu, memahami korelasi antara harga saham, valuasi, dan kondisi makroekonomi global menjadi krusial bagi investor yang ingin membangun portofolio yang tangguh dan berkelanjutan. Saham mahal bukan berarti overvalued tetapi justru bisa menjadi simbol stabilitas dan ketahanan dalam menghadapi risiko pasar.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |