Erick-Bahlil Duduk Bareng Bahas Kelanjutan Investasi Baterai CATL

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria dan sejumlah Direksi BUMN melakukan pertemuan membahas kelanjutan investasi perusahaan baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL).

Turut hadir dalam pertemuan yang berlangsung Rabu (14/5/2025) tersebut yaitu Representative of the Chairman CATL for Resource Affairs (CATL), Li Changdong.

"Kami berdiskusi terkait tindak lanjut rencana investasi ekosistem terintegrasi baterai kendaraan listrik yang bekerjasama antara Contemporary Amperex Technology (CATL) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam membangun pabrik sel baterai di Indonesia," ungkap Erick, dikutip dari akun Instagramnya, Kamis (15/5/2025).

"Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pusat global untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara," tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) sedang melakukan perhitungan ulang atas nilai investasi rantai pasok baterai di Indonesia.

Deputi Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan mengungkapkan CATL tengah mengevaluasi atas proyek tersebut supaya bisa berinvestasi di Indonesia. Perhitungan nilai investasi itu diketahui berdasarkan dinamika yang terjadi, di mana demand dari mobil listrik terus mengalami pertumbuhan.

"Maka akan sangat masuk akal mencoba menganalisa lagi kapasitas global yang bisa kemudian CATL berkontribusi itu sebesar apa. Sehingga begitu dia analisa, oh ini belum sampai pada kapasitas sebesar itu, sehingga diberikan kapasitas yang di bawah itu. Nah karena yang tadinya di level tertentu diturunkan menjadi setengahnya, ini yang kemudian kan harus dihitung ulang kembali," jelasnya ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Sebagaimana diketahui, mulanya nilai investasi CATL di Indonesia senilai US$ 1,2 miliar, untuk mengembangkan produksi baterai sel berkapasitas 15 Giga Watt Hour (GWH).

Namun, di tengah jalan, berdasarkan ODI (Overseas Direct Investment) Approval, investasinya saat ini menjadi hanya etengahnya atau sekitar 6,9 GWH atau US$ 417 juta.

Nurul Ichwan melanjutkan, bahwa fase menghitung ulang investasi CATL di Indonesia mencakup hingga perhitungan payback period proyek yang akan dibangun. "Nah informasinya, hitungannya ini menjanjikan juga, jadi kemungkinan besar proyek ini akan tetap berlangsung," tambahnya.

Meskipun belum pasti berapa perhitungan ulangnya, Nurul mengatakan proses investasi raksasa baterai kendaraan listrik asal China di Indonesia akan terus berlanjut.

"Jadi yang perlu dipahami bahwa tonenya tetap positif. Yang kemarin menjadi kekhawatiran adalah karena tadinya misalnya 1 juta jadi 500 ribu, ini angka contoh saja bukan angka sebenarnya, kan pasti harus ada penyesuaian. Cuma begitu disesuaikan, biasa begitu sampai kepada publik, wah begini-begini. Enggak, biasa-biasa saja, cuma penyesuaian dengan kapasitas produksi," tandasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Indonesia Battery Corporation (IBC) buka-bukaan bahwa investasi yang digelontorkan oleh Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dalam proyek baterai sel di Indonesia baru setengah dari nilai investasi yang dijanjikan senilai US$ 1,2 miliar.

"Namun dari ODI (Overseas Direct Investment) Approval, yang kami peroleh dari mereka saat ini baru setengahnya. Jadi sekitar 6,9 GWH atau US$ 417 juta," ungkap Direktur Utama IBC, Toto Nugroho dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025).

Maka dari itu, pihaknya sedang melanjutkan komunikasi untuk bernegosiasi mencari solusi terkait dengan perbedaan jumlah investasi dari CATL tersebut.

"Ada satu hal yang perlu kami laporkan bahwa long stop date, jadi yang istilahnya kesepakatan kita itu harus selesai di tanggal 28 Februari, which is sudah sangat dekat. Dan ini kita memerlukan banyak sekali dokumen-dokumen yang harus mereka lengkapi, supaya kita mendapatkan kepastian terhadap investasi," terang Toto.

Adapun juga IBC meminta adanya kepastian off take agreement dari CATL. Di mana, CATL juga seharusnya menyampaikan draft atas Bankable Feasibility Study ditanggal 21 Januari 2025.

"Nah namun kembali beberapa informasi terkait detail dari dokumen itu masih sangat kita butuhkan. Jadi secara garis besar itu yang dapat kami sampaikan untuk yang baterai sel sendiri. Recycle nanti kami bahas Pak, tapi karena proses ini baru bisa dilakukan di tahun 2028," tandasnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Erick Thohir Beri Sinyal Efisiensi BUMN, Kurangi Komisaris

Next Article Erick Thohir Buka Suara Soal Dugaan Persekongkolan Tender Kereta Cepat

Read Entire Article
| | | |