Gelap Gulita Atau Kantong Boncos, AI Bikin Amerika Bingung

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Infrastruktur listrik Amerika Serikat kewalahan menghadapi lonjakan permintaan dari data center milik perusahaan teknologi raksasa. Kebutuhan listrik data center meroket untuk mendukung pemrosesan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Reuters melaporkan bahwa sebagian besar dari 13 perusahaan penyedia listrik terbesar di AS telah menerima permintaan pasokan listrik yang lebih besar dari kapasitas mereka. Artinya, permintaan dari data center AI lebih besar dari daya listrik yang selama ini dipasok ke pelanggan rumah tangga dan kantoran.

Kini, mayoritas perusahaan penyedia listrik tersebut harus mengambil keputusan investasi. Jika mereka ingin memenuhi permintaan tersebut, miliaran dolar AS harus dikucurkan untuk membangun infrastruktur baru.

Tahun ini saja, menurut Reuters, perusahaan listrik AS sudah menghabiskan miliaran dolar AS dalam belanja modal dengan nilai dua kali lipat dari rencana investasi 5 tahun mereka. 

Jika permintaan ternyata jauh lebih tinggi, ada risiko infrastruktur yang ada tak memadai sehingga memaksa pemadaman. Jika kapasitas yang dibangun tak terserap oleh data center, mereka harus menetapkan tarif lebih tinggi ke konsumen rumah tangga dan bisnis.

Situasi makin rumit karena perusahaan teknologi raksasa mengajukan permintaan ke beberapa perusahaan listrik sekaligus. Perusahaan listrik harus mengikuti lelang pengadaan proyek, sehingga proyeksi permintaan terkerek.

"Kita melihat banyak sekali proyek yang abstrak, yang tidak ada yang tahu wujudnya," kata Jon Gordon dari Advanced Energy United.

Penyedia listrik kesulitan menghitung proyeksi karena proyek-proyek tersebut mengklaim kebutuhan sangat besar, tetapi penuh rahasia.

Contohnya, Oncor Electric, menerima permintaan listrik 119 GW untuk data center, atau sekitar empat kali lipat dari pasokan mereka pada kondisi puncak. Allentown, menerima permintaan 50 GW, padahal saat ini kapasitas mereka hanya 7,2 GW.

Oncor akhirnya memutuskan hanya membangun kapasitas untuk memenuhi permintaan jika perusahaan data center memiliki letter of credit atau dana tunai.

Di sisi lain, ada potensi raksasa teknologi membatalkan proyek-proyek data center raksasa karena menghadapi kondisi ekonomi dan bisnis yang makin tak jelas. Suku bunga yang merangkak naik membuat biaya pembangunan data center makin mahal. Selain itu, ada potensi aplikasi AI di generasi selanjutnya tak membutuhkan listrik sebesar sekarang.

Model AI buatan DeepSeek asal China menunjukkan bahwa teknologi AI bisa dibangun dan disediakan dengan kebutuhan komputasi lebih kecil sehingga tak membutuhkan daya listrik terlalu besar.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Marak Pencurian Data, Begini Solusi Keamanan Super Canggih AMD

Next Article AI China Bikin Amerika Ketar-Ketir, Ini Bukti Nyatanya

Read Entire Article
| | | |