Hampir 4 Tahun, Mengapa Perang Rusia-Ukraina Sulit Diakhiri?

6 hours ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya Amerika Serikat mengakhiri perang Rusia-Ukraina kembali menemui jalan buntu. Hampir 4 tahun sejak invasi 2022, negosiasi terbaru antara Washington dan Kyiv di Florida masih tanpa hasil.

Sebaliknya, negosiasi terbaru malah memunculkan ketegangan baru antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Trump secara terbuka menyindir Zelensky yang dinilainya belum siap menerima proposal perdamaian yang diajukan AS.

"Saya sedikit kecewa karena Presiden Zelensky belum membaca proposal tersebut... Rakyatnya menyukainya, tetapi dia belum," ujar Trump kepada wartawan, Minggu (7/12/2025) malam waktu setempat, seperti dikutip The Guardian.

Alhasil, negosiasi tiga hari yang melibatkan pejabat kedua negara berakhir tanpa terobosan, dan Zelensky hanya menggambarkan pembahasan itu sebagai "konstruktif, meskipun tidak mudah."

Trump mengklaim Rusia pada dasarnya setuju dengan usulan damai tersebut. Namun hingga kini, Presiden Rusia Vladimir Putin belum pernah menyatakan dukungan terbuka. Bahkan pekan lalu, Putin menilai beberapa elemen dari rancangan AS justru "tidak dapat dilaksanakan." Pertemuan utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner dengan Putin di Kremlin pun tidak menghasilkan kemajuan berarti.

Di sisi lain, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menawar soal kedaulatan dan keamanan wilayahnya.

"Perwakilan Amerika mengetahui posisi dasar Ukraina," katanya dalam pidato video. Ia menambahkan bahwa Kyiv tetap berkomitmen bekerja dengan AS "untuk mencapai perdamaian sejati," meski tekanan politik terus meningkat.

Sumber-sumber menyebut dua isu besar yang masih menggantung adalah jaminan keamanan bagi Ukraina dan status wilayah yang saat ini diduduki Rusia, termasuk lokasi sensitif seperti pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

Sementara itu, Kremlin justru menyambut baik arah baru kebijakan luar negeri AS. Juru bicara Dmitry Peskov memuji strategi keamanan nasional terbaru pemerintahan Trump, yang menurutnya sejalan dengan prioritas Rusia dan membuka peluang normalisasi hubungan setelah bertahun-tahun ketegangan.

Kondisi ini memperlihatkan betapa rumitnya jalan menuju perdamaian. Trump dan lingkarannya beberapa kali meragukan motif Kyiv. Dalam sebuah forum di Doha, Donald Trump Jr. menuding Zelensky sengaja memperpanjang konflik karena khawatir kehilangan kekuasaan bila perang berakhir.

"AS tidak akan lagi menjadi orang bodoh yang memegang buku cek," ujarnya.

Dengan perbedaan posisi yang masih lebar, perang Rusia-Ukraina tampaknya masih jauh dari titik akhir. Ketidaksepakatan soal wilayah pendudukan, jaminan keamanan, kepentingan politik di Washington, serta sikap Moskow yang belum menunjukkan komitmen jelas terus menghambat proses diplomasi.

(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |