Hasil Audit Keluar, Ini Data Palsu Hasil Rekayasa Gibran di eFishery

3 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup agritech eFishery yang pernah jadi kebanggaan Indonesia tersandung skandal besar tahun ini. Perusahaan yang berdiri pada 2013 diduga melakukan pemalsuan laporan keuangan.

Salah satu informasi soal temuan data palsu itu jadi salah satu Big Stories 2025 CNBC Indonesia. Setidaknya ada empat data keuangan aneh yang ditemukan oleh tim audit eksternal di eFishery.

Pertama adalah laporan pendapatan empat kali lipat dari yang dilaporkan. Pada Januari-September 2024, perusahaan melaporkan memiliki pendapatan Rp 2,6 triliun, dan laporan keuangan eksternal mengungkapkan pendapatan eFishery 4,8 kali lipat atau Rp 12,3 triliun.

Dari dokumen yang diterima CNBC Indonesia, disebutkan pula eFishery memiliki pertumbuhan pendapatan. Dari Rp 1,6 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,8 triliun pada 2022, dan Rp 10,8 triliun setahun kemudian.

Namun semua angka itu berbeda dari laporan keuangan internal. Disebutkan pendapatan eFishery sebesar Rp 1 triliun pada 2021, menjadi Rp 4,3 triliun tahun 2022, dan Rp 6 triliun pada 2023.

Berikutnya adalah laporan pencatatan profit yang disebutkan Rp 261 miliar sebelum pajak pada periode yang sama. padahal ditemukan perusahaan merugi hingga Rp 578 miliar.

Klaim jumlah fasilitas yang dimiliki eFishery juga ditemukan tak sesuai. CEO Gibran Huzaifah menyebutkan pihaknya memiliki lebih dari 400 ribu fasilitas pakan, padahal hanya ada 24 ribu fasilitas.

Gibran juga diduga memerintahkan melakukan penggelembungan biaya modal untuk membeli pakan. Hal itu dilakukan untuk menjustifikasi kondisi keuangan yang terus merosot.

Terakhir ditemukan 5 perusahaan yang dibuat Gibran dengan nama orang lain. Upaya tersebut dilakukan untuk mendapatkan pendanaan seri A.

Seluruh perusahaan itu diduga untuk pencatatan perputaran uang mendorong pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Gibran dan beberapa orang lainnya dilaporkan memalsukan dokumen pendukung seperti invoice, kontrak dan pembukuan pada 2023.

Gaji besar Gibran

Sementara itu dalam laporan Deal Street Asia yang mengutip hasil audit juga mengungkapkan gaji bulanan yang diterima Gibran. Pada 2024, dia mengantongi Rp 1,28 miliar per bulan dalam posisinya sebagai CEO.

Besaran gaji itu terus mengalami peningkatan dari 2018. Kenaikan pendapatan Gibran juga sangat signifikan dalam rentang waktu hanya 7 tahun saja.

Pada 2018, Gibran digaji Rp 29 juta dan naik menjadi Rp 44 juta dalam waktu setahun. Gajinya kembali naik pada 2020 sebesar Rp 55 juta.

Tahun 2021, gajinya menjadi Rp 82 juta dan Rp 198 juta pada 2022. Kemudian dia mendapatkan Rp 284 juta per bulan untuk tahun 2023.

Kenaikan gaji itu disetujui dewan komisaris seiring dengan kesuksesannya di eFishery melakukan penggalangan dana tambahan. Pada 2023, Gibran mengumpulkan US$200 juta untuk seri B dan valuasi perusahaan meroket US$1,35 miliar.

Namun sejumlah sumber CNBC Indonesia mengatakan data gaji itu kurang akurat. Sebab gajinya tahun lalu dikabarkan berkisar Rp 300 juta per bulan.

Gibran sendiri mengarahkan pernyataannya pada yang diberikan kepada Tech in Asia, yang berisi bantahan gaji Rp 1,28 miliar.

"Angka tersebut tak benar, saya tak tahu mereka mendapatkan data dari mana," kata Gibran kepada Tech in Asia.

Gibran dilaporkan ke polisi, ditangkap

Gibran sendiri bersama seseorang berinisial C sudah dilaporkan ke pihak kepolisian pada 2024 lalu. Awal tahun ini, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri mengaku masih menyelidiki kasus tersebut.

Selain kepolisian, kasus itu juga ditelusuri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihak Bareskrim Polri mengatakan bakal melakukan gelar bersama karena adanya beberapa laporan tersebut.

"Nanti akan dilakukan gelar bersama Bareskrim dengan Polda Metro Jaya dan OJK. Tentu itu yang bisa kami sampaikan," kata Trunoyudo Wisnu Andiko selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo saat itu.

Pada Agustus 2025, Gibran akhirnya ditahan. Dua orang lain juga ditangkap saat itu yakni Angga Hardian Raditya, dan Andri Yadi.

Ketiga orang tersebut telah ditahan sejak 31 Juli 2025 lalu.

PHK eFishery, ganti manajemen

Sebelum muncul kasus penipuan, eFishery telah melakukan PHK pada 2024. Alasannya terkait perubahan strategi bisnis perusahaan.

Sementara mendekati akhir tahun, pada pertengahan Desember 2024 juga diumumkan perubahan manajemen. Gibran digantikan oleh Adhy Wibisono, yang sebelumnya menjabat sebagai CFO, sebagai CEO Interim eFishery.

Posisi CFO Interim kemudian digantikan oleh Albertus Sasmitra. Keputusan itu diambil bersama dengan shareholder perusahaan.

Juru bicara eFishery mengatakan pihaknya juga memahami soal isu penipuan yang beredar kala itu. Perusahaan memastikan akan memberikan perhatian penuh.

"Kami memahami keseriusan isu yang sedang beredar saat ini dan kami menanggapinya dengan perhatian penuh. Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan," kata juru bicara eFishery.

Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |