Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada awal perdagangan sesi I Jumat (11/4/2025), setelah kemarin berakhir melonjak hingga lebih dari 4% karena tertopang oleh kabar ditundanya pengenaan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Per pukul 09:16 WIB, IHSG melemah 0,28% ke posisi 6.236,5. Namun, koreksi IHSG sudah mulai terpangkas setelah sempat ambles 1% lebih di pembukaan sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks di awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,9 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,3 miliar dan sudah ditransaksikan sebanyak 162.723 kali.
Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi sektor yang koreksinya paling besar yakni 0.95%, disusul sektor industrial sebesar 0,82%.
Sementara dari sisi saham, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG pada awal sesi I hari ini yakni mencapai 29,2 indeks poin.
Selain BBRI, ada saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang juga membebani IHSG sebesar 3,5 indeks poin, kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 3,3 indeks poin, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 2,3 indeks poin.
Pada hari ini, merupakan periode ex-date dividen tunai dari BBRI, sehingga saham perbankan besar tersebut pun terkoreksi dan membebani IHSG.
Di lain sisi, pasar global yang kembali bergejolak turut menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Gejolak kembali terjadi arena ketegangan perang dagang antara dua negara besar AS dan China. Kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut memicu suasana yang berisiko pada industri keuangan.
Perang dagang Presiden AS Trump mengguncang pasar global pada Kamis. Wall Street anjlok berjamaah di tengah kekhawatiran China akan menanggapi dengan tarif yang lebih tinggi untuk menyamai pungutan terbaru yang dikenakan oleh AS.
Pemerintah AS mengatakan pihaknya akan memberlakukan tarif minimum sebesar 145% terhadap produk impor China. Tarif ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada awal perang tarif.
Dilansir The New York Times, penjelasan mengenai tarif minimum 145% tersebut muncul sehari setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya akan menaikkan tarif atas barang-barang dari China menjadi 125%, sebagai respons atas tindakan balasan Beijing terhadap kebijakan tarif sebelumnya.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mencoba untuk lebih menenangkan para skeptis dengan mengatakan pada pertemuan kabinet Trump bahwa lebih dari 75 negara ingin menerapkan proses negosiasi perdagangan, dan Trump sendiri menyatakan harapannya akan kesepakatan perdagangan dengan China.
Namun ketidakpastian sementara itu memperpanjang pelemahan pasar saham global.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini: