Ini Deretan Alutsista Canggih yang Dibeli di Tahun Pertama Prabowo

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Genap satu tahun Presiden Prabowo Subianto menjabat, pertahanan militer Indonesia menunjukkan kemajuan nyata lewat kedatangan berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) baru.

Dalam periode 20 Oktober 2024 hingga 20 Oktober 2025, sejumlah alutsista strategis resmi tiba dan memperkuat postur Tentara Nasional Indonesia (TNI) di tiga matra.

Alutsista yang datang sepanjang tahun pertama pemerintahan ini mencakup seluruh lini pertahanan. Mulai dari TNI Angkatan Laut dengan fregat tempur tercanggih, TNI Angkatan Darat dengan rudal balistik jarak menengah pertama di Asia Tenggara, serta TNI Angkatan Udara yang kini memiliki drone pengintai dan tempur berteknologi tinggi.

Beberapa Alutsista Pertahanan Yang Sudah Datang

KRI Brawijaya-320

Kapal fregat modern ini resmi bergabung dengan jajaran TNI Angkatan Laut (AL) pada awal September 2025. KRI Brawijaya menjadi kapal kombatan tercanggih milik Indonesia saat ini, dilengkapi radar multi-fungsi, sistem rudal permukaan-udara Aster 30, serta kemampuan peperangan elektronik berstandar NATO. Kapal ini memperkuat Koarmada II dan menjadi simbol peningkatan kemampuan blue-water navy Indonesia.

Rudal Balistik KHAN

Sistem rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 280 km ini menjadi rudal balistik modern pertama di Asia Tenggara. Batch pertama telah ditempatkan di Yonarmed 18, Tenggarong, Kalimantan Timur pada Agustus 2025. KHAN memperkuat kemampuan serangan presisi jarak menengah dan dipandang sebagai lapisan deterrence baru bagi TNI AD.

Drone Anka

Unit pertama drone Anka telah tiba di Lanud Supadio, Pontianak, pada September 2025 dan mulai diintegrasikan ke Skadron Udara 52 TNI AU. UAV MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini mampu terbang selama 30 jam, beroperasi di ketinggian 30 ribu kaki, dan membawa sensor elektro-optik, radar SAR, serta sistem komunikasi satelit.

Drone ini akan ditempatkan di Natuna dan Kalimantan Barat untuk memperkuat misi pengawasan dan pertahanan udara di wilayah perbatasan.

Deretan Alutsista yang Akan Datang

Selain itu, Pemerintah dan Kementerian Pertahanan juga telah menyiapkan sejumlah alutsista besar yang akan tiba mulai akhir 2025 hingga beberapa tahun mendatang. Pengadaan ini mencakup seluruh matra.

Jet Tempur Dassault Rafale

Salah satu alutsista yang paling ditunggu kehadirannya pada 2026 adalah jet tempur Rafale, yang akan menambah kekuatan pertahanan udara nasional.

Rafale adalah pesawat tempur omni-role generasi 4,5 asal Prancis yang mampu melaksanakan berbagai misi: superioritas udara, dukungan jarak dekat, pengintaian, serangan strategis, hingga anti-kapal.

Kementerian Pertahanan RI telah menyepakati pembelian 42 unit jet tempur Dassault Rafale dalam kontrak senilai US$ 8,1 miliar, termasuk pengadaan senjata dan dukungan logistik.

Airbus A-400M

Indonesia juga akan memperkuat armada angkut strategis dengan kedatangan Airbus A-400M.
Pesawat angkut berat multirole ini dijadwalkan tiba pada November 2025 untuk satu unit pertama dan disusul unit kedua pada kuartal I-2026.

A-400M tidak hanya berperan sebagai pesawat logistik, tetapi juga dilengkapi aerial refueling pod, yang mampu mengisi bahan bakar di udara untuk jet tempur seperti Sukhoi, Hawk, hingga Rafale.

Tambahan T-50i Golden Eagle

Kekuatan udara TNI AU juga akan diperkuat dengan tambahan enam unit T-50i Golden Eagle dari Korean Aerospace Industries (KAI).

Pesawat ini akan mulai masuk pada 2025 dan berlanjut hingga 2026. Dengan tambahan ini, total armada T-50i Indonesia mencapai 20 unit yang akan memperkuat latihan penerbang tempur dan kesiapan operasional.

KRI Prabu Siliwangi-321

Selain alutsista udara, TNI Angkatan Laut (AL) juga akan diperkuat dengan hadirnya KRI Prabu Siliwangi-321.

Kapal patroli lepas pantai kelas Thaon di Revel ini merupakan eks-kapal Angkatan Laut Italia bernama Ruggiero di Lauria, yang kini dinobatkan sebagai salah satu kapal terbesar dalam sejarah AL RI.

Kapal ini dilengkapi radar AESA, rudal pertahanan udara, meriam otomatis, dan sistem perang elektronik mutakhir.

Kapal Selam Scorpene

Indonesia juga tengah menantikan kedatangan dua unit kapal selam Scorpene Evolved, hasil kerja sama antara Naval Group (Prancis) dan PT PAL Indonesia.

Kapal selam ini memiliki kemampuan Air Independent Propulsion (AIP), yang memungkinkan beroperasi di bawah air selama lebih dari 20 hari tanpa muncul ke permukaan.

Proyek ini menjadi tonggak penting karena sebagian besar proses pembangunan dilakukan di galangan PT PAL Surabaya, sebagai bagian dari transfer teknologi industri pertahanan nasional.

Jet Tempur KAAN

Indonesia juga akan memperkuat postur pertahanan udaranya melalui kerja sama strategis dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) dalam pengadaan 48 unit jet tempur KAAN.

KAAN merupakan pesawat tempur generasi kelima dengan teknologi siluman (stealth) dan kemampuan beroperasi dalam segala kondisi cuaca.

Nilai kontrak pengadaan diperkirakan mencapai US$10 miliar (Rp162 triliun), menjadikannya salah satu proyek pertahanan terbesar dalam sejarah Indonesia-Turki.

Dengan kemampuan stealth, radar AESA, dan sistem tempur multi-misi, KAAN akan menjadi tulang punggung baru pertahanan udara Indonesia di masa depan.

Jet Tempur Chengdu J-10C

Pemerintah baru melalui Kementerian Keuangan telah menyetujui pendanaan sebesar US$9 miliar (sekitar Rp146 triliun) untuk pengadaan jet tempur Chengdu J-10C "Vigorous Dragon" buatan China.

Pesawat tempur generasi 4,5 ini akan menjadi bagian dari program modernisasi kekuatan udara nasional yang dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara.

J-10C dikenal sebagai pesawat multirole dengan kemampuan tempur air-to-air dan air-to-ground, dilengkapi radar AESA, sistem fly-by-wire, dan mesin WS-10A Taihang yang mampu melaju hingga Mach 1,8. Kehadirannya diharapkan memperkuat postur pertahanan udara Indonesia bersama Rafale dan KAAN.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
| | | |