Jadwal Mepet Jadi Tantangan Berat Patrick Kluivert Bersama Timnas Indonesia

9 hours ago 2

Bola.com, Jakarta - Mepetnya waktu menjadi salah satu tantangan berat bagi pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, jelang bentrok kontra Timnas Australia dalam laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Hal tersebut dikatakan pengamat sepak bola nasional yang juga jurnalis senior, Erwin Fitriansyah.

Indonesia dan Australia akan saling tikam di Stadion Sydney Football pada 20 Maret pekan depan.

Sebanyak 27 pemain telah dipanggil dan kabar terkini tiga pemain naturalisasi teranyar yakni Dean James, Emil Audero Mulyadi, dan Joey Mathijs Pelupessy dikabarkan siap merapat.

Pada matchday 7 nanti, Skuad Garuda menargetkan kemenangan atau minimal seri guna mengulangi kesuksesan pertemuan pertama di Jakarta tahun lalu yang berakhir imbang tanpa gol.

"Kalau saya melihatnya memang coach Patrick Kluivert ini menghadapi salah satu tantangan yang paling berat adalah faktor mepetnya waktu kumpul pemain-pemain. Baik yang dari Liga 1 ataupun yang bermain di luar negeri," kata Erwin Fitriansyah via kanal YouTube Nusantara TV belum lama ini.

"Kalau dari jadwal yang saya dapat itu, pemain-pemain Liga 1, pemain dari Jakarta berangkatnya hari Sabtu malam, tanggal 16 Maret. Lalu pemain diaspora tanggal 17 Maret hari Senin, sebagian tiba di Sidney. Tanggal 18 Maret sebagian lagi akan tiba juga di Sidney," imbuh Erwin Fitriansyah.

"Jadi kalau misalnya ditotal, full team, mereka hanya punya waktu hanya dua hari sebelum tanggal 20 Maret di hari pertandingan. Jadi waktu yang sangat mepet, persiapan yang sangat mepet, dengan pemain-pemain yang juga baru berkumpul dengan pelatih dan asisten pelatih yang baru merupakan salah satu tantangan yang paling besar yang dihadapi oleh tim Indonesia," jelasnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Kendala Bahasa?

Menurut Erwin Fitriansyah, semua pemain diharapkan bisa menerima dan menyerap strategi yang akan diterapkan tim pelatih.

"Pelatih oke, asisten oke. Tapi sekali lagi bahwa faktor adaptasi kecepatan pemain-pemain untuk apa ya, menerima dan menyerap adaptasi dan strategi yang diterapkan nanti itu yang akan menjadi salah satu faktor kunci yang penting," tukas Erwin Fitriansyah.

Apakah bahasa tidak menjadi kendala lagi?

"Harusnya seperti itu. Kita terbantu kalau misalnya bercermin dari pelatih yang lama, tentu tidak ada kendala bahasa karena coach Patrick Kluivert sangat fasih berbahasa Inggris. Dengan pemain-pemain yang Belanda juga mereka juga pasti berkomunikasi dengan lancar berbahasa Belanda," jawab Erwin Fitriansyah.

"Dan pemain-pemain Indonesia yang ada di timnas yang dipanggil sekarang, ambil contoh Egy, itu juga pemain-pemain yang lancar berbahasa Inggris. Jadi memang harusnya kendala bahasa tidak menjadi masalah yang besar".

Tantangan Terbesar: Jadwal Mepet

Disinggung soal pertemuan fisik yang singkat dengan para pemain, tapi kan pasti antara coach Patrick Kluivert dengan pemai pasti sudah ada komunikasi. Menurut Anda?

"Yang pertama begini. Memang dalam sepak bola modern sekarang dengan jadwal yang seperti sekarang tidak dimungkinkan pelatih tim nasional itu berkumpul dengan pemain-pemainnya dalam jangka waktu yang lama untuk persiapan FIFA matchday," jelas Erwin Fitriansyah.

"Jadi ini memang kondisi yang harus dihadapi oleh tim Indonesia dan pelatih Patrick Kluivert dan jajarannya mulai lawan Australia dan seterusnya. Kalau misalnya masih bertanding di fase kualifikasi ini memang ini yang dihadapi".

"Saya rasa coach Patrick Kluivert dan asistennya juga pasti sudah mengantisipasi bagaimana mengenali pemain-pemain yang dipilih. Baik secara individu. Pasti juga ada bekal rekaman dengan tim yang sudah lalu".

"Karena pemain-pemain ini kan bisa dibilang hampir 90 persen juga ada di asuhan coach Shin Tae-yong yang sebelumnya menangani Tim Nasional Indonesia. Jadi faktor risiko pemain-pemain yang asing satu sama lain itu bisa diperkecil karena mereka ini yang juga bermain sejak dari babak kualifikasi pertama, kedua, dan terus bertambahkan ya".

"Ini artinya kerangka timnya sekitar 90 persen ya pemain-pemainnya masih yang sama gitu. Kecuali misalnya ada Ole Romeny, ada tiga orang pemain diaspora misalnya yang nanti akan baru sudah bisa dimainkan dan bisa didaftarkan, itu ada tambahan lagi," tutup Erwin Fitriansyah.

Read Entire Article
| | | |